Kisah Raja Perebut Istri Orang dari Pantai Teluk Awur Jepara
Faqih Mansur Hidayat
Kamis, 21 Oktober 2021 18:35:22
MURIANEWS, Jepara - Pantai Teluk Awur, yang berada di Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, adalah salah satu pantai yang paling ramai dikunjung wisatawan. Mereka datang dari dalam maupun luar Kota Jepara.
Namun, ada kisah di balik nama Teluk Awur. Dalam sebuah pementasan dramatari, Eko Bowo, seniman Jepara, pernah menulis naskah tentang legenda Teluk Awur. Dramatari itu diberi judul Teluk Kang Wigati.
Dikisahkan, seorang raja Kartawangsa bernama Jakawangsa menjadi penguasa yang semena-mena. Ia suka merampas harta bahkan istri rakyatnya sendiri.
Pada suatu saat, Jakawangsa ingin menikahi Kemuning, istri sah salah satu rakyatnya, Wirasaba. Namun keinginan itu ditolak oleh Kemuning.
Penolakan itu tak diterima oleh raja, hingga ia menampar Kemuning lantaran marah besar. Berbagai cara dilakukan oleh raja supaya Kemuning tersenyum lagi.
Baca: Di Masa Ratu Kalinyamat, Jepara Pernah jadi Poros Maritim NusantaraKemuning memberikan syarat kepada raja sebelum ia mau dipinang. Yaitu dengan menyuruh raja menyamar sebagai nelayan pencari kerang yang bisa menari.
Pada saat bersamaan, Wirasaba menyamar sebagai penghibur dan bertemu Kemuning di kerajaan.
Saat Jakawangsa mencari kerang di Pantai Teluk Awur, tiba-tiba pasukan kerajaannya menyergap dia hingga tewas.
Baca: Komunitas Pencari Jejak Kalingga Temukan Pecahan Keramik yang Diduga dari Kerajaan KalinggaPasukan tersebut ditugasi oleh Wirasaba yang menyamar sebagai Jakawangsa. Wirasaba meminta untuk membunuh nelayan yang mencari kerang yang bisa menari. Dalihnya, nelayan itu adalah telik sandi yang jadi buronan kerajaan.Ketika hendak ditusuk, Jakawangsa berkali-kali mengingatkan pimpinan pasukan sekaligus anak buahnya yang bernama Teluk, itu untuk tidak melakukan hal bodoh. Jakawangsa berteriak “Teluk..Teluk..Ngawur..Kalian Ngawur!”.
Baca: Tapa Wuda Ganjal 2 Kali Pengusulan Gelar Pahlawan Ratu KalinyamatDari teriakan-teriakan Adipati Jakawangsa itulah, akhirnya pantai tersebut dinamai Pantai Teluk Awur.Sementara itu, Eko Bowo mengatakan, cerita tersebut diadaptasi dari cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Teluk Awur. Namun, tidak dengan era sekarang. Saat ini, menurutnya sudah banyak yang melupakan legenda tersebut."Ini ikhtiar kami untuk mengingatkan kembali memori tentang kisah-kisah masyarakat dahulu. Harapannya, generasi saat ini bisa mengambil hikmah dari legenda tersebut," tutur Eko. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Ali Muntoha
[caption id="attachment_247639" align="alignleft" width="1280"]

Adegan pembunuhan Adipati Jakawangsa dalam dramatari berjudul Teluk Kang Wigati di Pantai Teluk Awur. (MURIANEWS/Faqih Mansur Hidayat)[/caption]
MURIANEWS, Jepara - Pantai Teluk Awur, yang berada di Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, adalah salah satu pantai yang paling ramai dikunjung wisatawan. Mereka datang dari dalam maupun luar Kota Jepara.
Namun, ada kisah di balik nama Teluk Awur. Dalam sebuah pementasan dramatari, Eko Bowo, seniman Jepara, pernah menulis naskah tentang legenda Teluk Awur. Dramatari itu diberi judul Teluk Kang Wigati.
Dikisahkan, seorang raja Kartawangsa bernama Jakawangsa menjadi penguasa yang semena-mena. Ia suka merampas harta bahkan istri rakyatnya sendiri.
Pada suatu saat, Jakawangsa ingin menikahi Kemuning, istri sah salah satu rakyatnya, Wirasaba. Namun keinginan itu ditolak oleh Kemuning.
Penolakan itu tak diterima oleh raja, hingga ia menampar Kemuning lantaran marah besar. Berbagai cara dilakukan oleh raja supaya Kemuning tersenyum lagi.
Baca: Di Masa Ratu Kalinyamat, Jepara Pernah jadi Poros Maritim Nusantara
Kemuning memberikan syarat kepada raja sebelum ia mau dipinang. Yaitu dengan menyuruh raja menyamar sebagai nelayan pencari kerang yang bisa menari.
Pada saat bersamaan, Wirasaba menyamar sebagai penghibur dan bertemu Kemuning di kerajaan.
Saat Jakawangsa mencari kerang di Pantai Teluk Awur, tiba-tiba pasukan kerajaannya menyergap dia hingga tewas.
Baca: Komunitas Pencari Jejak Kalingga Temukan Pecahan Keramik yang Diduga dari Kerajaan Kalingga
Pasukan tersebut ditugasi oleh Wirasaba yang menyamar sebagai Jakawangsa. Wirasaba meminta untuk membunuh nelayan yang mencari kerang yang bisa menari. Dalihnya, nelayan itu adalah telik sandi yang jadi buronan kerajaan.
Ketika hendak ditusuk, Jakawangsa berkali-kali mengingatkan pimpinan pasukan sekaligus anak buahnya yang bernama Teluk, itu untuk tidak melakukan hal bodoh. Jakawangsa berteriak “Teluk..Teluk..Ngawur..Kalian Ngawur!”.
Baca: Tapa Wuda Ganjal 2 Kali Pengusulan Gelar Pahlawan Ratu Kalinyamat
Dari teriakan-teriakan Adipati Jakawangsa itulah, akhirnya pantai tersebut dinamai Pantai Teluk Awur.
Sementara itu, Eko Bowo mengatakan, cerita tersebut diadaptasi dari cerita rakyat yang berkembang di masyarakat Teluk Awur. Namun, tidak dengan era sekarang. Saat ini, menurutnya sudah banyak yang melupakan legenda tersebut.
"Ini ikhtiar kami untuk mengingatkan kembali memori tentang kisah-kisah masyarakat dahulu. Harapannya, generasi saat ini bisa mengambil hikmah dari legenda tersebut," tutur Eko.
Reporter: Faqih Mansur Hidayat
Editor: Ali Muntoha