Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Jepara – Kabupaten Jepara sempat menjadi pusat perdagangan di masa kepemimpinan Ratu Kalinyamat. Pelabuhan di sana menjadi kekuatan besar bagi Nusantara.

Jaringan global saling berkait di Jepara pada masa itu. Mayoritas, jaringan saudagar dari negara Islam yang dominan datang ke Jepara.

Itu dijelaskan dalam laporan hasil penelitian berjudul Ratu Kalinyamat Perempuan Perintis Antikolonialisme 1549-1579, karya Yayasan Dharma Bhakti Lestari.

Baca juga: Ini Dia Silsilah Ratu Kalinyamat, Tokoh Jepara yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Pelabuhan Jepara, saat itu menjadi pusat perdagangan antar wilayah di nusantara. Para saudagar membawa barang-barang seperti kayu, beras, palawija, kapuk atau rempah-rempah ke Jepara lewat Selat Muria.

Dengan adanya jaringan Islam, Jepara bukan hanya mendapatkan mitra politik. Tetapi juga partner dalam berdagang. Ke arah barat, Jepara membawa beras untuk dijual ke Banten, Palembang, Jambi atau Aceh.

Sebagai gantinya, beras yang mereka bawa biasanya ditukar dengan lada. Saat bersamaan, Jepara juga berhasil meluaskan pengaruhnya ke Bangka dan Tanjungpura di Sumatra dan Lawai di Kalimantan.

Tak hanya itu, Jepara juga memiliki hubungan dagang dengan Hitu, Gresik dan Malaka. Jauh sebelum Portugis menguasai Malaka, pedagang-pedagang Jawa telah memegang monopoli perdagangan rempah-rempah di Malaka hingga Maluku.

Jaringan perdagangan rempah Islam inilah yang membentuk cita-cita Pan-Islamisme Global. Persekutuan politik global itu, Aceh memang menginisiasi terbentuknya Pan-Islamisme.Salah satu buktinya yaitu dengan mengirimkan dutanya ke Turki Utsmani dan Jepara. Namun, patut diingat, Jepara juga memainkan peran penting dalam jaringan tersebut.Setidaknya, Jepara bersama Gresik menjadi perekat Aceh dan kepulauan rempah-rempah yang meliputi Ternate, Hitu dan Kepulauan Banda.Melimpahnya komoditas nusantara yang dipasok ke Jepara telah menarik para pelancong dan pedagang asing ke Jepara. Tercatat, pedagang Arab, Persia, Gujarat, Koromandel, Pegu, dan Tiongkok hadir dan melakukan transaksi jual beli di Jepara.Keterlibatan Jepara dalam Pan-Islamisme Global menandai posisi vital Jepara dalam perkembangan geopolitik global. Pada akhir dekade kepemimpinan Ratu Kalinyamat, Portugis hanya bisa bertahan dari serbuan Aceh pada 1573 dan Jepara pada 1574.Sayangnya, upaya Ratu Kalinyamat dan jaringan Islam Nusantara masih menemui kegagalan. Ketiadaan koordinasi dalam serangan bersama membuat Malaka bertahan dan memukul balik keduanya. Reporter: Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar