Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Budayawan yang juga penggagas Suluk Maleman, Anis Sholeh Baasyin mengatakan datangnya momentum Maulid Nabi haruslah jadi bahan perenungan, terutama bagi umat Islam. Di mana, setiap muslim patut untuk kembali belajar pada kanjeng Nabi dalam menjalani kehidupan.

Baca juga: Suluk Maleman: Interpretasi Pancasila dalam Nilai Keagamaan

Hal itu kembali diingatkan dalam gelaran Suluk Maleman episode ke 118 kemarin. Bila ingin mendapatkan syafaatnya, dibutuhkan kemauan untuk belajar tentang kehidupan Kanjeng Nabi itu sendiri.

“Rasul pernah bersabda jika beliau diutus untuk memperindah, mengutamakan, membuat paling utama kemuliaan akhlak,” ujar Anis, dalam Suluk Maleman yang digelar pada Sabtu (17/10) kemarin, juga turut dimeriahkan dengan koleksi Sampak GusUran.

Keindahan Nabi Muhammad bahkan sudah terlihat jauh sejak sebelum mendapatkan wahyu. Rasul mendapatkan sifat shidiq dan amanah sebelum menjadi nabi. Selain itu Kanjeng Nabi juga tidak terpengaruh budaya maupun pemikiran jahiliyah yang saat itu tengah berkembang.

Baca juga: Suluk Maleman: Uzlah Kontekstual untuk Keluar dari Virus Penyakit Hati

Drs. Ilyas Arifin mengatakan, ada satu pembelajaran yang begitu penting untuk kembali dipelajari saat ini. Yakni betapa Kanjeng Nabi tak pernah menyimpan dendam dan senantiasa berprasangka baik. Sekali pun kepada orang yang memusuhinya.

“Bahkan kepada orang kafir pun, Kanjeng Nabi berfikir nantinya masih dimungkinkan dapat melahirkan keturunan orang-orang soleh. Kanjeng Nabi juga tak pernah meminta untuk membinasakan orang yang ingkar atau membangkang. Beliau justru meminta syafaat untuk umatnya,” tambahnya.

Meski begitu, fakta sejarah menyebut jika tak sedikit anak dari orang kafir justru menjadi sahabat nabi. Seperti Walid, yang begitu menentang Nabi Muhammad namun putranya Kholid justru menjadi panglima andalan Rosul.
Meski begitu, fakta sejarah menyebut jika tak sedikit anak dari orang kafir justru menjadi sahabat nabi. Seperti Walid, yang begitu menentang Nabi Muhammad namun putranya Kholid justru menjadi panglima andalan Rosul.“Abu Lahab juga memiliki putri yang setia pada kanjeng Nabi bahkan mengikuti ketika hijrah. Begitu juga Ikrimah, putra dari Abu Jahal,” terangnya.Hal itu menunjukkan jika sudut pandang Rasul begitu luas dan patut ditiru. Syafaat Nabi Muhammad juga menjadi salah satu bentuk nyata kasih sayang kepada seluruh umatnya.“Bahkan orang yang hanya punya setengah biji zarah keimanan pun, Nabi tidak rela jika orang tersebut tidak masuk surga,” ujarnya.Keluhuran akhlak itulah yang sepatutnya dipelajari saat ini. Umat Islam harusnya telah mendengar serta belajar terkait akhlak yang telah dicontohkan Kanjeng Nabi.“Harusnya kita belajar dari Kenjeng Nabi,” imbuhnya.Dr Saratri Wilonoyudho mengamini jika Kanjeng Nabi itu senantiasa memikirkan orang lain terutama umatnya. Bahkan sesaat sebelum meninggal dunia, Kanjeng Nabi masih memikirkan tentang umatnya. Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar