Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus - Peranan saraf bagi tubuh sangatlah penting. Dengan adanya saraf, informasi dari otak dapat tersalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Namun saraf bisa saja mengalami gangguan, seperti saraf kejepit.

Saraf kejepit merupakan kondisi saraf tertekan oleh bagian sekitarnya. Saat mengalami saraf terjepit, tubuh biasanya akan merespons dengan rasa nyeri.

Rasa nyeri itu tidak dapat diremehkan, karena kerusakan saraf bisa lebih parah dari yang diduga. Seberapa parah kerusakan tidak dapat diketahui sebelum diperiksa.

Dilansir dari hellosehat.com, terdapat beberapa keadaan yang dapat menyebabkan saraf terjepit. Seperti rematik, postur tubuh tidak sesuai yang dapat menambah tekanan pada tulang belakang dan saraf, stres dari pekerjaan yang berulang-ulang, salah pergerakan saat berolahraga, dan bahkan berat badan yang berlebih dapat menyebabkan saraf kejepit.

Baca: Kenali Gejala Hipotermia, Begini Pencegahan dan Penanganannya

Pada beberapa kasus, sebagai contoh carpal tunnel syndrome (kondisi yang terjadi pada jari menyebabkan rasa kesemutan); beberapa jaringan berkontribusi dalam memberikan tekanan pada saraf seperti pembesaran tulang atau penebalan yang akhirnya menjepit saraf. Umumnya kasus carpal tunnel syndrome dialami oleh perempuan.

“Tantangan selama mengalami saraf kejepit yaitu terhambatnya aktivitas sehari-hari dan gerakan seperti tidak bisa membawa barang terlalu berat. Peluang seseorang bisa terkena saraf kejepit mencapai 10-15%, namun dapat meningkat pada ibu hamil yang mudah terkena nyeri pinggang,” ujar dr. Andra Hendriarto, Sp.OT, seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Saraf kejepit terkadang hanya menunjukkan gejala sakit di beberapa bagian tubuh saja. Namun ada gejala lain seperti mati rasa, kebas, kesemutan dan sensasi sakit atau nyeri seperti terbakar yang menjalar ke luar.

Baca: Ngaku Tujuh Kali Beraksi, Begal Payudara Purworejo: Saya Nafsu
Selain itu ada gejala berupa melemahnya otot pada bagian yang diduga mengalami saraf kejepit, kaki maupun tangan tidak merasa apapun. Gejala lainnya adalah adanya rasa layaknya ditusuk jarum serta terkadang gejala akan memburuk saat berusaha melakukan gerakan tertentu seperti meregangkan leher dan lainnya.Saraf kejepit yang dibiarkan tidak baik bagi jaringan lunak atau pelindung di sekitar saraf karena dapat pecah jika terjadi pembiaran. Jika saraf terjepit hanya terjadi di waktu yang singkat tidak akan terjadi kerusakan permanen, namun jika terjadi terus menerus, maka saraf dikhawatirkan akan rusak permanen.Pengobatan saraf kejepit tergantung seberapa berat rasa sakit yang dirasakan. Penderita kemungkinan akan diminta unutk mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera serta menghindari aktivitas berat yang berisiko memperburuk keadaan saraf.Bagi pengidap saraf kejepit yang memiliki gejala menetap disarankan untuk mengunjungi dokter. Pangidap saraf kejepit seperti ini akan memerlukan satu atau lebih pengobatan agar jaringan yang membengkak di sekitar saraf dapat normal kembali.Obat untuk saraf kejepit yakni; aspirin, ibuprofen, dan naproxen untuk mengurangi pembengkakan, kortikosteroid oral untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak.Injeksi steroid untuk mengurangi bengkak juga dapat dilakukan tapi penderita saraf kejepit mengalami peradangan sebelum akhirnya sembuh. Pada kasus saraf kejepit tergolong berat, perlu pemotongan beberapa material seperti jaringan parut, material cakram dan bahkan bagian tulang. Penulis: Loeby Galih WitantraEditor: SupriyadiSumber: Hellosehat.com, Tribunews.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler