Waspada Aquaplaning saat Hujan, Apa Itu?
Murianews
Sabtu, 20 November 2021 17:46:18
MURIANEWS, Kudus – Musim
hujan memberi tantangan bagi para pengendara. Genangan air di jalan saat hujan dapat menyebabkan
aquaplaning. Apa itu aquaplaning? Ini penjelasannya.
Aquaplaning atau
hydroplaning disebut sebagai ancaman bagi pengendara di musim hujan. Jika tidak hati-hati, kendaraan bisa menyebabkan kecelakaan.
Dikutip
MURIANEWS dari
Suzuki.co.id,
aquaplaning merupakan kondisi saat kendaraan bermotor kehilangan daya cengkeram sehingga sulit dikendalikan. Kondisi ini biasa terjadi saat hujan dan menimbulkan genangan di jalanan.
Genangan air bisa menyebabkan sulitnya mobil atau motor untuk dikendalikan. Bahkan dapat berujung tergelincir dan berakibat fatal, hingga kecelakaan.
Tipisnya ban kendaraan dapat menjadi salah satu faktor vital keselamatan saat berkendara di tengah kondisi hujan. Sebab, kondisi ban yang tipis, tidak dapat memecah genangan air.
Baca juga: Hujan? Ada Sepuluh Kegiatan yang Asyik DilakukanSelain genangan air,
aquaplaning atau
hydroplaning dapat terjadi saat kendaraan berada di kondisi kurang baik dan bobot yang tidak seimbang. Bobot yang terlalu ringan dapat menyebabkan kendaraan mudah terangkat saat melewati genangan air.
Kesigapan pengendara juga dapat menentukan keselamatan untuk meminimalisasi kecelakaan. Oleh karenanya, pengendara harus mengenali tanda-tanda bila terjadi aquaplaning.
Tanda pertama dapat dirasakan saat suara mesin meraung lebih keras dari biasanya. Adanya genangan air terlalu besar akan menjadikan mesin panas sehingga menimbulkan suara lebih keras.
Bagi pengendara mobil seakan telah mengubah kopling pada persneling padahal tidak. Kondisi itu dapat menyebabkan perubahan laju kendaraan menjadi lebih cepat dan tak terkendali.Tanda berikutnya adalah saat kendaraan terasa lebih ringan. Tekanan air yang lebih besar dapat menyebabkan terangkatnya kendaraan dan sisi-sisinya akan terasa melayang, kondisi ini disebut fishtailing.Saat mengalami tanda-tanda di atas, ada baiknya untuk menepikan kendaraan. Menunggu hingga cuaca membaik dan kondisi jalan aman serta berkendara lebih hati-hati merupakan solusi paling tepat.Bagi pengendara mobil, aquaplaning dapat diatasi dengan memegang setir lurus. Keadaan yang sulit mengharuskan pengemudi tetap siaga untuk melewati kondisi jalan yang tergenang air.Selanjutnya, untuk menghindari mobil atau motor tergelincir, lakukan pengereman secara halus. Pengereman mendadak dapat berujung kecelakaan karena ban yang tiba-tiba berhenti ditengah jalan yang licin.Memeriksa kondisi ban adalah wajib untuk keselamatan baik saat musim hujan ataupun tidak. Ban dengan kondisi ulir yang masih sehat, akan mengurangi risiko tergelincir saat terjadi pengereman mendadak.Pada mobil, fungsi wiper juga dapat menentukan keselamatan pengemudi. Visibilitas yang jelas akan membantu pengemudi dalam memantau kondisi jalan di tengah kondisi hujan. Penulis: Loeby Galih WitantraEditor: Zulkifli FahmiSumber:
Suzuki.co.id
[caption id="attachment_253803" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi Aquaplaning. (Dok. Suzuki.co.id)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Musim
hujan memberi tantangan bagi para pengendara. Genangan air di jalan saat hujan dapat menyebabkan
aquaplaning. Apa itu aquaplaning? Ini penjelasannya.
Aquaplaning atau
hydroplaning disebut sebagai ancaman bagi pengendara di musim hujan. Jika tidak hati-hati, kendaraan bisa menyebabkan kecelakaan.
Dikutip
MURIANEWS dari
Suzuki.co.id,
aquaplaning merupakan kondisi saat kendaraan bermotor kehilangan daya cengkeram sehingga sulit dikendalikan. Kondisi ini biasa terjadi saat hujan dan menimbulkan genangan di jalanan.
Genangan air bisa menyebabkan sulitnya mobil atau motor untuk dikendalikan. Bahkan dapat berujung tergelincir dan berakibat fatal, hingga kecelakaan.
Tipisnya ban kendaraan dapat menjadi salah satu faktor vital keselamatan saat berkendara di tengah kondisi hujan. Sebab, kondisi ban yang tipis, tidak dapat memecah genangan air.
Baca juga: Hujan? Ada Sepuluh Kegiatan yang Asyik Dilakukan
Selain genangan air,
aquaplaning atau
hydroplaning dapat terjadi saat kendaraan berada di kondisi kurang baik dan bobot yang tidak seimbang. Bobot yang terlalu ringan dapat menyebabkan kendaraan mudah terangkat saat melewati genangan air.
Kesigapan pengendara juga dapat menentukan keselamatan untuk meminimalisasi kecelakaan. Oleh karenanya, pengendara harus mengenali tanda-tanda bila terjadi aquaplaning.
Tanda pertama dapat dirasakan saat suara mesin meraung lebih keras dari biasanya. Adanya genangan air terlalu besar akan menjadikan mesin panas sehingga menimbulkan suara lebih keras.
Bagi pengendara mobil seakan telah mengubah kopling pada persneling padahal tidak. Kondisi itu dapat menyebabkan perubahan laju kendaraan menjadi lebih cepat dan tak terkendali.
Tanda berikutnya adalah saat kendaraan terasa lebih ringan. Tekanan air yang lebih besar dapat menyebabkan terangkatnya kendaraan dan sisi-sisinya akan terasa melayang, kondisi ini disebut fishtailing.
Saat mengalami tanda-tanda di atas, ada baiknya untuk menepikan kendaraan. Menunggu hingga cuaca membaik dan kondisi jalan aman serta berkendara lebih hati-hati merupakan solusi paling tepat.
Bagi pengendara mobil, aquaplaning dapat diatasi dengan memegang setir lurus. Keadaan yang sulit mengharuskan pengemudi tetap siaga untuk melewati kondisi jalan yang tergenang air.
Selanjutnya, untuk menghindari mobil atau motor tergelincir, lakukan pengereman secara halus. Pengereman mendadak dapat berujung kecelakaan karena ban yang tiba-tiba berhenti ditengah jalan yang licin.
Memeriksa kondisi ban adalah wajib untuk keselamatan baik saat musim hujan ataupun tidak. Ban dengan kondisi ulir yang masih sehat, akan mengurangi risiko tergelincir saat terjadi pengereman mendadak.
Pada mobil, fungsi wiper juga dapat menentukan keselamatan pengemudi. Visibilitas yang jelas akan membantu pengemudi dalam memantau kondisi jalan di tengah kondisi hujan.
Penulis: Loeby Galih Witantra
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber:
Suzuki.co.id