– Larangan membaca sambil tidur tentu tak asing di telinga kita. Tak sedikit orang tua menasihati anaknya yang membaca dengan posisi tiduran. Posisi ini dianggap dapat merusak kesehatan mata. Tapi, benar nggak sih?
Anggapan ini ternyata tak sepenuhnya benar. Mengutip dari buku Kontroversi 101 Mitos Kesehatan yang ditulis dr. Florentina R. Wahjuni, jarak antara buku dan mata berkisar 30 cm saat posisi duduk. Jarak baca dan sudut terbaik membaca saat duduk tak didapatkan ketika membaca dengan posisi berbaring.
Mata yang tak mendapat sudut dan jarak yang ideal saat membaca berisiko menyebabkan otot sekitar mata menegang. Hal ini dapat berujung mata lelah atau astenopia.
Kondisi ini tidak berdampak permanen terhadap kesehatan mata jika tidak sering membaca sambil berbaring. Perlu diingat, membaca dalam posisi tidak ideal dapat menyebabkan gejala yang kurang nyaman untuk mata, gejala diantaranya adalah;
Saat muncul gejala-gejala itu, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Sebelum muncul gejala itu, dr. Fiorentina dalam bukunya mengimbau untuk mengistirahatkan mata saat terasa lelah dan segera tidur.“Saat memaksakan diri untuk membaca dalam keadaan mengantuk cenderung membuat jarak baca tak konsisten dan makin lama bisa makin dekat,” jelasnya.Melansir
, Posisi memegang bahan bacaan yang ideal adalah dengan sudut 60 derajat ke mata. Tapi, saat berbaring, sudut bacaan jadi tak sesuai.Melansir
, kondisi mata lelah akibat membaca tidak hanya dialami saat dalam keadaan berbaring. Faktor lain adalah tingkat pencahayaan yang mengarah ke tulisan yang sedang dibaca.Kurangnya cahaya saat membaca juga dapat mengakibatkan mata lelah dan pusing. Kondisi yang kurang cahaya akan memaksa mata untuk membaca tulisan pada buku. Penulis: Loeby Galih WitantraEditor: Zulkifli FahmiSumber:
[caption id="attachment_258973" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi mambaca sambil tiduran (indoindians.com)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Larangan membaca sambil tidur tentu tak asing di telinga kita. Tak sedikit orang tua menasihati anaknya yang membaca dengan posisi tiduran. Posisi ini dianggap dapat merusak kesehatan mata. Tapi, benar nggak sih?
Anggapan ini ternyata tak sepenuhnya benar. Mengutip dari buku Kontroversi 101 Mitos Kesehatan yang ditulis dr. Florentina R. Wahjuni, jarak antara buku dan mata berkisar 30 cm saat posisi duduk. Jarak baca dan sudut terbaik membaca saat duduk tak didapatkan ketika membaca dengan posisi berbaring.
Mata yang tak mendapat sudut dan jarak yang ideal saat membaca berisiko menyebabkan otot sekitar mata menegang. Hal ini dapat berujung mata lelah atau astenopia.
Baca juga: Jangan Suka Begadang, Ini Efeknya Bagi Tubuh
Kondisi ini tidak berdampak permanen terhadap kesehatan mata jika tidak sering membaca sambil berbaring. Perlu diingat, membaca dalam posisi tidak ideal dapat menyebabkan gejala yang kurang nyaman untuk mata, gejala diantaranya adalah;
- Mata menjadi sakit
- Penglihatan kabur atau ganda
- Pusing
- Menjadi sensitif pada cahaya
- Mata kering atau berair
- Leher, pundak, dan punggung terasa tidak nyaman
Saat muncul gejala-gejala itu, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Sebelum muncul gejala itu, dr. Fiorentina dalam bukunya mengimbau untuk mengistirahatkan mata saat terasa lelah dan segera tidur.
“Saat memaksakan diri untuk membaca dalam keadaan mengantuk cenderung membuat jarak baca tak konsisten dan makin lama bisa makin dekat,” jelasnya.
Melansir
sehatq.com, Posisi memegang bahan bacaan yang ideal adalah dengan sudut 60 derajat ke mata. Tapi, saat berbaring, sudut bacaan jadi tak sesuai.
Melansir
hellosehat.com, kondisi mata lelah akibat membaca tidak hanya dialami saat dalam keadaan berbaring. Faktor lain adalah tingkat pencahayaan yang mengarah ke tulisan yang sedang dibaca.
Kurangnya cahaya saat membaca juga dapat mengakibatkan mata lelah dan pusing. Kondisi yang kurang cahaya akan memaksa mata untuk membaca tulisan pada buku.
Penulis: Loeby Galih Witantra
Editor: Zulkifli Fahmi
Sumber:
Sehatq.com dan
hellosehat.com