Ini Penjelasan Kenapa Air Minum di Indonesia kok Disebut Air Putih
Murianews
Sabtu, 5 Februari 2022 15:59:17
MURIANEWS, Kudus- Saat mendengar kata air putih, pasti pikiran orang akan langsung tertuju pada air minum. Ya, di Indonesia, kebanyakan orang akan menyebutkan air putih sebagai kata ganti lain dari air minum.
Air minum dalam konteks ini adalah air tawar yang sudah dimasak (matang) atau air mineral. Jadi, bukan sekedar air yang warnanya polos atau bening, misalnya air dari sumur.
Mengapa air kaya manfaat ini disebut sebagai air putih meski terlihat bening? ini penjelasannya, seperti dikutip dari
detik.com.
Baca juga: Minum Air Putih, Jangan Sampai Menyesal KemudianA. Sejak kapan penyebutan air putih muncul?Mengutip akun instagram Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BIPA) Kemdikbud RI, penyebutan paling awal air putih muncul pada tahun 1600-an, tetapi bukan dalam konteks air minum.
Dalam Malay Words and Malay Things: Lexical Souvenirs from an Exotic Arc German Publications Before 1700 (2007), ahli bahasa Eurasia, Waruno Mahdi, mempelajari sejumlah memoir yang ditulis oleh pekerja yang berasal dari etnis Jerman dari Dutch East India Company (VOC).
Dia adalah seorang ahli bedah cukur (sejenis profesi medis) yang bernama Johann Jacob Merklein. Ia bekerja di VOC dari 1644 hingga 1653. Merklein menerbitkan dua jurnal yang merinci perjalanannya ke Hindia Timur, Siam, Jepang, dan Korea.
Dalam kedua jurnal tersebut, ia menggambarkan minuman yang disebut aireputi dengan menggunakan bahasa Jerman sebagai berikut.
[...] trinken aireputi, auf Teutsch, weisses Wasser, welches aus einer besonderen Art Bäume tropffest, und wann es etwas stehet/man sich wohl trunken daraus trinken kann. (italic)
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tulisan itu mempunyai makna sebagai berikut:[...] minum aireputi, dalam bahasa Jerman weisses Wasser (air putih), yang menetes dari jenis pohon tertentu dan ketika diminum dapat membuat seseorang mabuk.
B. Penyebutan air putih bukan untuk air minumMenurut Mahdi, Merklein sebenarnya berbicara tentang tuak yang disebut juga suri oleh orang Belanda yang mungkin berasal dari bahasa Sinhala dan Tamil.Hal itu berarti bahwa makna air putih kemungkinan berbeda dengan air minum tawar pada masa awal zaman kolonial meskipun tidak jelas di wilayah Hindia Timur mana Merklein menemukan kata itu.Sementara dalam A Dictionary of Malayan Language (1812) dari linguist, William Marsden juga tidak menyebutkan kata majemuk air putih pada entri ayer dan putih. Ini menunjukkan bahwa air putih juga kemungkinan bukan berarti air minum tawar pada awal abad sembilan belas.Meskipun sumbernya jarang, tidak adanya keterkaitan antara air putih dan air minum selama masa kolonial mungkin berarti istilah yang saat ini digunakan baru muncul dalam kurun waktu 150 tahun terakhir. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
detik.com
[caption id="attachment_270370" align="alignleft" width="1280"]

Ilustrasi (pixabay.com)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Saat mendengar kata air putih, pasti pikiran orang akan langsung tertuju pada air minum. Ya, di Indonesia, kebanyakan orang akan menyebutkan air putih sebagai kata ganti lain dari air minum.
Air minum dalam konteks ini adalah air tawar yang sudah dimasak (matang) atau air mineral. Jadi, bukan sekedar air yang warnanya polos atau bening, misalnya air dari sumur.
Mengapa air kaya manfaat ini disebut sebagai air putih meski terlihat bening? ini penjelasannya, seperti dikutip dari
detik.com.
Baca juga: Minum Air Putih, Jangan Sampai Menyesal Kemudian
A. Sejak kapan penyebutan air putih muncul?
Mengutip akun instagram Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BIPA) Kemdikbud RI, penyebutan paling awal air putih muncul pada tahun 1600-an, tetapi bukan dalam konteks air minum.
Dalam Malay Words and Malay Things: Lexical Souvenirs from an Exotic Arc German Publications Before 1700 (2007), ahli bahasa Eurasia, Waruno Mahdi, mempelajari sejumlah memoir yang ditulis oleh pekerja yang berasal dari etnis Jerman dari Dutch East India Company (VOC).
Dia adalah seorang ahli bedah cukur (sejenis profesi medis) yang bernama Johann Jacob Merklein. Ia bekerja di VOC dari 1644 hingga 1653. Merklein menerbitkan dua jurnal yang merinci perjalanannya ke Hindia Timur, Siam, Jepang, dan Korea.
Dalam kedua jurnal tersebut, ia menggambarkan minuman yang disebut aireputi dengan menggunakan bahasa Jerman sebagai berikut.
[...] trinken aireputi, auf Teutsch, weisses Wasser, welches aus einer besonderen Art Bäume tropffest, und wann es etwas stehet/man sich wohl trunken daraus trinken kann. (italic)
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tulisan itu mempunyai makna sebagai berikut:
[...] minum aireputi, dalam bahasa Jerman weisses Wasser (air putih), yang menetes dari jenis pohon tertentu dan ketika diminum dapat membuat seseorang mabuk.
B. Penyebutan air putih bukan untuk air minum
Menurut Mahdi, Merklein sebenarnya berbicara tentang tuak yang disebut juga suri oleh orang Belanda yang mungkin berasal dari bahasa Sinhala dan Tamil.
Hal itu berarti bahwa makna air putih kemungkinan berbeda dengan air minum tawar pada masa awal zaman kolonial meskipun tidak jelas di wilayah Hindia Timur mana Merklein menemukan kata itu.
Sementara dalam A Dictionary of Malayan Language (1812) dari linguist, William Marsden juga tidak menyebutkan kata majemuk air putih pada entri ayer dan putih. Ini menunjukkan bahwa air putih juga kemungkinan bukan berarti air minum tawar pada awal abad sembilan belas.
Meskipun sumbernya jarang, tidak adanya keterkaitan antara air putih dan air minum selama masa kolonial mungkin berarti istilah yang saat ini digunakan baru muncul dalam kurun waktu 150 tahun terakhir.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
detik.com