Ketahui Fenomena Aphelion, Jangan Sampai Termakan Berita Hoaks!
Murianews
Selasa, 8 Februari 2022 13:22:30
MURIANEWS, Kudus- Beberapa waktu lalu, sempat muncul kabar hoaks terkait fenomena astronomi Aphelion. Dalam kabar ini disebutkan, saat munculnya fenomena Aphelion kita akan mengalami cuaca yang dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya.
Saat terjadi fenomena Aphelion, kita akan merasakan dampaknya. Di antaranya meriang, flu, batuk hingga sesak nafas.
Lalu seperti apakah fenomena Aphelion itu sebenarnya? Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir dari
Okezone.com.
Baca juga: Fenomena Super Blood Moon 26 Mei, BMKG: Aman Disaksikan dengan Mata TelanjangFenomena astronomi sangat beragam, salah satunya adalah Aphelion. Hoaks mengenai Aphelion sempat beredar di WhatsApp, menyebutkan bikin cuaca Bumi jadi sangat dingin. Benarkah demikian?
Peneliti Pusat Riset Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangeran dengan tegas membantah kalau fenomena Aphelion bisa membuat Bumi sangat dingin.
Diolah dari keterangan resmi LAPAN, Senin (24/1/2022), Andi menjelaskan bahwa fenomena Aphelion adalah kondisi di mana Bumi punya jarak paling jauh dari Matahari.
”Bumi mencapai jarak terjauhnya dari Matahari pada 4 Juli 2022 dengan jarak 152.098.455 km. Sejak 1800, terjadinya fenomena Aphelion dalam 200 tahun terakhir selalu berlangsung pada Juli,” kata Andi.Dia menegaskan, Aphelion tidak berdampak pada kenaikan maupun penurunan suhu di permukaan Bumi. Namun, faktor klimatologis atau iklim yang turur berperan besar dalam perubahaan suhu.”Intensitas Matahari bervariasi, anatar 1.321,5 W/m2 saat Aphelion atau kurang lebih 3,4 persen dari rata-ratanya (1.366 W/m2),” paparnya.Sehingga, sambung Andi, suhu efektif di permukaan Bumi cuma bakal bervariasi kurang lebih 2,4 derajar Celsius dari rata-ratanya (15 derajat Celcius). Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
okezone.com
[caption id="attachment_270903" align="alignleft" width="1890"]

Ilustrasi (pixabay.com)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Beberapa waktu lalu, sempat muncul kabar hoaks terkait fenomena astronomi Aphelion. Dalam kabar ini disebutkan, saat munculnya fenomena Aphelion kita akan mengalami cuaca yang dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya.
Saat terjadi fenomena Aphelion, kita akan merasakan dampaknya. Di antaranya meriang, flu, batuk hingga sesak nafas.
Lalu seperti apakah fenomena Aphelion itu sebenarnya? Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir dari
Okezone.com.
Baca juga: Fenomena Super Blood Moon 26 Mei, BMKG: Aman Disaksikan dengan Mata Telanjang
Fenomena astronomi sangat beragam, salah satunya adalah Aphelion. Hoaks mengenai Aphelion sempat beredar di WhatsApp, menyebutkan bikin cuaca Bumi jadi sangat dingin. Benarkah demikian?
Peneliti Pusat Riset Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangeran dengan tegas membantah kalau fenomena Aphelion bisa membuat Bumi sangat dingin.
Diolah dari keterangan resmi LAPAN, Senin (24/1/2022), Andi menjelaskan bahwa fenomena Aphelion adalah kondisi di mana Bumi punya jarak paling jauh dari Matahari.
”Bumi mencapai jarak terjauhnya dari Matahari pada 4 Juli 2022 dengan jarak 152.098.455 km. Sejak 1800, terjadinya fenomena Aphelion dalam 200 tahun terakhir selalu berlangsung pada Juli,” kata Andi.
Dia menegaskan, Aphelion tidak berdampak pada kenaikan maupun penurunan suhu di permukaan Bumi. Namun, faktor klimatologis atau iklim yang turur berperan besar dalam perubahaan suhu.
”Intensitas Matahari bervariasi, anatar 1.321,5 W/m2 saat Aphelion atau kurang lebih 3,4 persen dari rata-ratanya (1.366 W/m2),” paparnya.
Sehingga, sambung Andi, suhu efektif di permukaan Bumi cuma bakal bervariasi kurang lebih 2,4 derajar Celsius dari rata-ratanya (15 derajat Celcius).
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
okezone.com