Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus- Bebek Goreng Haji Slamet adalah salah satu kuliner legendaris dari Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Bebek Goreng Haji Slamet ini ternyata sudah ada sejak 1986.

Meski sudah lebih dari 30 tahun, kuliner bebek ini tetap bertahan sampai sekarang. Selain di Kartasura, Bebek Goreng Haji Slamet bisa ditemui di beberapa daerah.

Pasalnya, bebek goreng ini mempunyai 39 cabang yang tersebar di Indonesia. Seperti Soloraya, Jogja, Bandung, Jakarta Palembang, Balikpapan, Samarinda, Pekanbaru, Banjarmasin, dan Bali.

Baca juga: Pertama di Pati, Nikmatnya Bebek Serasa Bikin Ketagihan

Pernyataanya, apa rahasia warung yang berkantor pusat di Jl Sedahromo Lor, Kartasura ini bisa tetap eksis puluhan tahun? Berikut ulasannya, seperti dikutip dari Solopos.com, Jumat (25/2/2022).

Mengutip dari situs resmi Nahdlatul Ulama (NU online), Bebek Goreng Haji Slamet menggunakan bebek apkiran. Yakni, bebek yang sudah memasuki usia dua tahun dan sudah bertelur sebanyak empat kali.

Alasan utama menggunakan bebek apkiran dikarenakan dagingnya tak mudah hancur saat dimasak dan juga bumbunya lebih meresep serta tekstur dagingnya terasa lebih empuk dan renyah.

Bukan hanya itu saja, yang menjadi spesial dari bebek goreng di sini adalah sambalnya. Warung yang didirkan H Slamet dan juga istri, Hj Baryatin ini juga menyajikan sambal andalan, yakni sambal korek.

Sambal korek di Bebek Goreng Haji Slamet terbuat dari cabe rawit yang ditambah bawang dan garam serta diulek kasar. Biar semakin nikmat, sambal yang sudah jadi disiram minyak goreng panas bekas yang sebelumnya dipakai untuk menggoreng bebek.
Berdirinya Bebek Goreng Haji Slamet Bermodal Rp 10.000Warung ini ternyata didirikan hanya bermodal Rp 10.000 saja. Dengan modal tersebut, Baryatin mengaku bekerja keras untuk menekuni bisnis kuliner tersebut. “Saya dan bapak sebagai hamba Allah, yang memiliki tujuh anak dan tujuh cucu (pada 2011), senantiasa bekerja dan bekerja, selanjutnya diserahkan kepada Allah Yang Maha Kuasa,” ujar Baryatin pada 2011 silam.Setelah sukses dengan bisnis tersebut dan mendapatkan keuntungan yang luar biasa, Slamet dan keluarganya mendirikan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an di kampung Sedahromo Lor, Kartasura, tak jauh dari kediamannya, pada 2010 silam.Meski sukses berbisnis kuliner, Slamet dan keluarganya rutin melakukan kegiatan agama. Sejak 2000 lalu, Slamet dan keluarganya selalu mengadakan pengajian rutin di kediamannya setiap Minggu malam dengan dihadiri sekitar 250 jemaah. “Bapak itu gemar, senang pengajian, berjanjen, terbangan, kumpul-kumpul dengan orang ngaji,” jelas Baryatin.Pemilik Bebek Goreng Haji Slamet, Slamet Hartono sendiri telah meninggal dunia pada usia sekitar 70 tahun pada Senin (30/9/2019).  Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: solopos.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler