Mengenal “Alergi” Kaporit, Bagi yang Hobi Berenang Wajib Tahu Ini
Murianews
Jumat, 25 Februari 2022 23:32:02
MURIANEWS, Kudus- Kaporit atau klorin adalah zat yang biasanya digunakan untuk menjernihkan air dan juga berguna membunuh bakteri penyebab penyakit. Selain di bak mandi, kaporit ini biasanya dipakai di kolam renang.
Selain memiliki manfaat, kaporit juga bisa menimbulkan gejala pada kulit yang mirip dengan alergi. Misalnya ruam dan gatal-gatal.
Lantas, adakah cara untuk mengetahui apakah Anda alergi pada klorin dalam kolam renang? Bagaimana cara mencegah kulit ruam dan gatal setelah berenang? Berikut ulasan selengkapnya, seperti dikutip dari
Hellosehat.
Baca juga: Tanaman Herbal yang Baik Dikonsumsi di Masa Pandemi, Bermanfaat bagi KesehatanApa itu alergi kaporit?“Alergi” kaporit sebenarnya adalah istilah awam untuk menyebut reaksi yang muncul pada kulit setelah bersentuhan dengan klorin.Gejala yang Anda alami pada dasarnya bukanlah reaksi alergi, melainkan reaksi dari kulit yang sensitif.
Reaksi alergi muncul karena sistem imun bereaksi secara berlebihan terhadap suatu zat asing (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya.
Beberapa alergen yang paling umum yaitu debu, bulu hewan, serbuk sari, dan makanan. Namun, “alergi” kaporit tidak melibatkan reaksi sistem imun.
Dengan kata lain, Anda tidak bisa alergi terhadap kaporit, tapi kulit Anda bisa saja mengalami reaksi bila bersentuhan dengan klorin dalam air kolam renang.
Reaksi pada kulit setelah terkena klorin tergolong sebagai dermatitis kontak. Jika Anda mengalami gejala khas alergi sesak napas, ini kemungkinan karena Anda sebelumnya telah memiliki asma atau alergi lain.
Meski begitu, American College of Allergy, Asthma & Immunology menyebutkan bahwa paparan klorin turut berperan dalam munculnya alergi dan asma.
Ini lantaran klorin bisa mengiritasi saluran napas sehingga membuatnya lebih sensitif terhadap alergen.
Tanda dan gejala alergi kaporitPaparan klorin dari air kolam renang dapat menimbulkan sekumpulan reaksi pada kulit yang disebut ruam klorin. Tanda-tanda yang mungkin muncul pada kulit antara lain: gatal-gatal, ruam kemerahan, peradangan, pembengkakan, luka lepuh, pecah-pecah, panas atau rasa terbakar, lesi kulit, serta bercak-bercak atau kerak.Gejala-gejala tersebut juga bisa muncul bila Anda mengalami dermatitis kontak akibat zat pemicu iritasi lainnya, seperti sabun, tanaman beracun, lateks, dan logam. Gejala biasanya berangsur hilang begitu kulit Anda dibersihkan dari iritan.Jika Anda memiliki asma, rinitis alergi, atau penyempitan saluran napas akibat olahraga berlebihan (exercise-induced bronchoconstriction), Anda juga dapat mengalami gejala lain. Seperti, sesak napas, hidung meler, hidung gatal, batuk-batuk, bersin-bersin, serta hidung tersumbat.
Penyebab alergi klorin“Alergi” kaporit bukanlah alergi yang sesungguhnya, melainkan reaksi kulit setelah kontak dengan klorin dalam air kolam renang. Kondisi ini termasuk salah satu jenis dermatitis, tepatnya dermatitis kontak iritan.Dermatitis kontak iritan merupakan peradangan pada kulit akibat kontak dengan zat yang dapat memicu iritasi (iritan). Dalam kasus “alergi kaporit”, klorin mengikis minyak alami pada kulit yang disebut sebum.Jika sebum terus-menerus terkikis, kulit akan kehilangan lapisan pelindungnya. Klorin yang mengenai lapisan dalam kulit kemudian dapat memicu iritasi kulit dan berbagai gejala ruam klorin.Ruam klorin umumnya terjadi jika Anda sering berenang dalam air mengandung kaporit atau kadar klorin dalam air sedang sangat tinggi. Biasanya, efek yang langsung terasa adalah kulit menjadi kering dan kencang setelah berenang. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
hellosehat.com
[caption id="attachment_274812" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Ilustrasi kulit gatal (pixabay.com)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Kaporit atau klorin adalah zat yang biasanya digunakan untuk menjernihkan air dan juga berguna membunuh bakteri penyebab penyakit. Selain di bak mandi, kaporit ini biasanya dipakai di kolam renang.
Selain memiliki manfaat, kaporit juga bisa menimbulkan gejala pada kulit yang mirip dengan alergi. Misalnya ruam dan gatal-gatal.
Lantas, adakah cara untuk mengetahui apakah Anda alergi pada klorin dalam kolam renang? Bagaimana cara mencegah kulit ruam dan gatal setelah berenang? Berikut ulasan selengkapnya, seperti dikutip dari
Hellosehat.
Baca juga: Tanaman Herbal yang Baik Dikonsumsi di Masa Pandemi, Bermanfaat bagi Kesehatan
Apa itu alergi kaporit?
“Alergi” kaporit sebenarnya adalah istilah awam untuk menyebut reaksi yang muncul pada kulit setelah bersentuhan dengan klorin.Gejala yang Anda alami pada dasarnya bukanlah reaksi alergi, melainkan reaksi dari kulit yang sensitif.
Reaksi alergi muncul karena sistem imun bereaksi secara berlebihan terhadap suatu zat asing (alergen) yang sebenarnya tidak berbahaya.
Beberapa alergen yang paling umum yaitu debu, bulu hewan, serbuk sari, dan makanan. Namun, “alergi” kaporit tidak melibatkan reaksi sistem imun.
Dengan kata lain, Anda tidak bisa alergi terhadap kaporit, tapi kulit Anda bisa saja mengalami reaksi bila bersentuhan dengan klorin dalam air kolam renang.
Reaksi pada kulit setelah terkena klorin tergolong sebagai dermatitis kontak. Jika Anda mengalami gejala khas alergi sesak napas, ini kemungkinan karena Anda sebelumnya telah memiliki asma atau alergi lain.
Meski begitu, American College of Allergy, Asthma & Immunology menyebutkan bahwa paparan klorin turut berperan dalam munculnya alergi dan asma.
Ini lantaran klorin bisa mengiritasi saluran napas sehingga membuatnya lebih sensitif terhadap alergen.
Tanda dan gejala alergi kaporit
Paparan klorin dari air kolam renang dapat menimbulkan sekumpulan reaksi pada kulit yang disebut ruam klorin. Tanda-tanda yang mungkin muncul pada kulit antara lain: gatal-gatal, ruam kemerahan, peradangan, pembengkakan, luka lepuh, pecah-pecah, panas atau rasa terbakar, lesi kulit, serta bercak-bercak atau kerak.
Gejala-gejala tersebut juga bisa muncul bila Anda mengalami dermatitis kontak akibat zat pemicu iritasi lainnya, seperti sabun, tanaman beracun, lateks, dan logam. Gejala biasanya berangsur hilang begitu kulit Anda dibersihkan dari iritan.
Jika Anda memiliki asma, rinitis alergi, atau penyempitan saluran napas akibat olahraga berlebihan (exercise-induced bronchoconstriction), Anda juga dapat mengalami gejala lain. Seperti, sesak napas, hidung meler, hidung gatal, batuk-batuk, bersin-bersin, serta hidung tersumbat.
Penyebab alergi klorin
“Alergi” kaporit bukanlah alergi yang sesungguhnya, melainkan reaksi kulit setelah kontak dengan klorin dalam air kolam renang. Kondisi ini termasuk salah satu jenis dermatitis, tepatnya dermatitis kontak iritan.
Dermatitis kontak iritan merupakan peradangan pada kulit akibat kontak dengan zat yang dapat memicu iritasi (iritan). Dalam kasus “alergi kaporit”, klorin mengikis minyak alami pada kulit yang disebut sebum.
Jika sebum terus-menerus terkikis, kulit akan kehilangan lapisan pelindungnya. Klorin yang mengenai lapisan dalam kulit kemudian dapat memicu iritasi kulit dan berbagai gejala ruam klorin.
Ruam klorin umumnya terjadi jika Anda sering berenang dalam air mengandung kaporit atau kadar klorin dalam air sedang sangat tinggi. Biasanya, efek yang langsung terasa adalah kulit menjadi kering dan kencang setelah berenang.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
hellosehat.com