Dua Gua Eksotis di Bandung Barat yang Cocok Dikunjungi Saat Liburan
Murianews
Sabtu, 26 Februari 2022 00:10:49
MURIANEWS, Kudus- Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dikenal memiliki sejumlah destinasi wisata. Di antaranya adalah keberadaan gua alam yang eksotis.
Jika Anda tertarik untuk wisata ke gua alam di Bandung Barat, berikut ada dua lokasi yang bisa dikunjungi saat libur panjang, seperti dilansir dari
Detik.com.
Baca juga: Gua Bicak Piji Kudus Bakal Dijadikan Tempat Wisata1. Gua PawonGua Pawon beralamat di Kampung Cibukur, Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Gua Pawon terletak di kawasan Karst Citatah yang terkenal dengan bebatuan purbanya di Kabupaten Bandung Barat. Gua ini merupakan salah satu bukti otentik eksistensi Danau Bandung Purba.
Undakan tangga batu dan suara cicitan kelelawar akan menyambut traveler begitu menapaki tangga menuju bibir gua. Pilar batu paduan stalakmit dan stalagmit sepanjang belasan meter, seolah menjadi penyangga atap gua yang ditembus sinar mentari.
Tak bisa terbayangkan, berapa lama proses tersebut terjadi, sebab pertambahan stalakmit hanya 0,2 mm per tahun. Di gua ini juga, traveler bisa melihat jejak-jejak kehidupan manusia purba.
Beberapa waktu lalu, arkeolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan ekskavasi di Gua Pawon. Di sini, ilmuwan menemukan kerangka, gigi, tembikar, hingga mata tombak yang digunakan manusia purba untuk berburu.
Gua di antara pegunungan kapur ini juga lekat dengan hikayat Sangkuriang. Konon, Dayang Sumbi yang merupakan ibunda dari Sangkuriang dikisahkan pernah tinggal di dalam Gua Pawon sebelum bertemu kembali dengan Sangkuriang di sekitar Tangkuban Perahu saat ini.
Traveler cukup merogoh kocerk Rp 5 ribu - Rp 10 ribu untuk bisa menjelajahi gua purba ini.
2. Sanghyang Kenit
Dibendungnya aliran Sungai Citarum Purba ke PLTA Rajamandala, membuat air yang melewati Sanghyang Kenit mendangkal. Arus sungai yang deras mulai menjinak, menyisakan air sungai yang mengalir tenang di antara bebatuan purba.Secara administratif Sanghyang Kenit ini terletak di Cisameng, Rajamandala Kulon, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Lokasinya dekat dengan PLTA Rajamandala.Rasa gerah setelah melewati jalanan di area pertambangan Cipatat, tempat hilir mudik truk bermuatan batu berukuran besar, luruh seketika melihat alam yang asri dan air yang jernih.Pengunjung yang bermaksud wisata goa di sini akan dipandu oleh pemandu lokal dengan tarif Rp 150 ribu per 10 orang. Penelusuran gua eksotis ini cukup menantang karena akan melewati celah gua yang sempit dan aliran sungai bawah tanah.Belum lagi dengan rute melewati genangan air Citarum Purba setinggi perut, yang masih dihuni oleh berbagai jenis ikan seperti baung dan gabus. Siapkan stamina dan lampu senter meskipun pemandu akan memberikan fasilitas helm dan pelampung.Perjalanan menelusuri gua akan memakan waktu sekitar 45 menit. Bila air sedang tinggi, wisatawan bisa melakukan tubing dari Sanghyang Tikoro yang menjadi pintu keluar gua menuju titik awal Sanghyang Kenit. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
detik.com
[caption id="attachment_274815" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Gua Pawon di Bandung Barat (litbang.kemendagri.go.id)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dikenal memiliki sejumlah destinasi wisata. Di antaranya adalah keberadaan gua alam yang eksotis.
Jika Anda tertarik untuk wisata ke gua alam di Bandung Barat, berikut ada dua lokasi yang bisa dikunjungi saat libur panjang, seperti dilansir dari
Detik.com.
Baca juga: Gua Bicak Piji Kudus Bakal Dijadikan Tempat Wisata
1. Gua Pawon
Gua Pawon beralamat di Kampung Cibukur, Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Gua Pawon terletak di kawasan Karst Citatah yang terkenal dengan bebatuan purbanya di Kabupaten Bandung Barat. Gua ini merupakan salah satu bukti otentik eksistensi Danau Bandung Purba.
Undakan tangga batu dan suara cicitan kelelawar akan menyambut traveler begitu menapaki tangga menuju bibir gua. Pilar batu paduan stalakmit dan stalagmit sepanjang belasan meter, seolah menjadi penyangga atap gua yang ditembus sinar mentari.
Tak bisa terbayangkan, berapa lama proses tersebut terjadi, sebab pertambahan stalakmit hanya 0,2 mm per tahun. Di gua ini juga, traveler bisa melihat jejak-jejak kehidupan manusia purba.
Beberapa waktu lalu, arkeolog dari Universitas Padjadjaran (Unpad) melakukan ekskavasi di Gua Pawon. Di sini, ilmuwan menemukan kerangka, gigi, tembikar, hingga mata tombak yang digunakan manusia purba untuk berburu.
Gua di antara pegunungan kapur ini juga lekat dengan hikayat Sangkuriang. Konon, Dayang Sumbi yang merupakan ibunda dari Sangkuriang dikisahkan pernah tinggal di dalam Gua Pawon sebelum bertemu kembali dengan Sangkuriang di sekitar Tangkuban Perahu saat ini.
Traveler cukup merogoh kocerk Rp 5 ribu - Rp 10 ribu untuk bisa menjelajahi gua purba ini.
2. Sanghyang Kenit
Dibendungnya aliran Sungai Citarum Purba ke PLTA Rajamandala, membuat air yang melewati Sanghyang Kenit mendangkal. Arus sungai yang deras mulai menjinak, menyisakan air sungai yang mengalir tenang di antara bebatuan purba.
Secara administratif Sanghyang Kenit ini terletak di Cisameng, Rajamandala Kulon, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Lokasinya dekat dengan PLTA Rajamandala.
Rasa gerah setelah melewati jalanan di area pertambangan Cipatat, tempat hilir mudik truk bermuatan batu berukuran besar, luruh seketika melihat alam yang asri dan air yang jernih.
Pengunjung yang bermaksud wisata goa di sini akan dipandu oleh pemandu lokal dengan tarif Rp 150 ribu per 10 orang. Penelusuran gua eksotis ini cukup menantang karena akan melewati celah gua yang sempit dan aliran sungai bawah tanah.
Belum lagi dengan rute melewati genangan air Citarum Purba setinggi perut, yang masih dihuni oleh berbagai jenis ikan seperti baung dan gabus. Siapkan stamina dan lampu senter meskipun pemandu akan memberikan fasilitas helm dan pelampung.
Perjalanan menelusuri gua akan memakan waktu sekitar 45 menit. Bila air sedang tinggi, wisatawan bisa melakukan tubing dari Sanghyang Tikoro yang menjadi pintu keluar gua menuju titik awal Sanghyang Kenit.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
detik.com