MURIANEWS, Kudus- Kejadian orang meninggal akibat gigitan ular berbisa sudah sering terjadi di Indonesia. Hal ini barangkali cukup bisa dimengerti karena keberadaan ular ini mudah ditemukan di Indonesia, baik di alam bebas atau di sekitar pemukiman penduduk.
Ular adalah salah satu binatang yang banyak ditemukan di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu mekanisme pertahanan ular saat merasa terancam adalah menggigit target sasaran.
Luka akibat gigitan ular bisa berasal dari ular berbisa atau yang tidak berbisa. Bisa ular mengandung racun yang mampu melumpuhkan tubuh.
Baca juga: Dikira Mainan, Bayi 1,5 Tahun Tewas Digigit UlarDikutip dari
Hello Sehat, terdapat lebih dari 2.000 spesies ular di dunia, tetapi hanya sekitar 200 spesies ular yang berbisa.
Perbedaan ular berbisa dan yang tidak berbisaUntuk membedakan jenis ular berbisa atau tanpa bisa, Anda dapat memperhatikan tanda-tanda berikut ini:
Ciri-ciri ular tidak berbisa:. bentuk kepala segi empat panjang,
. gigi taring kecil,
. pupil mata bulat, dan
. bekas gigitan berupa luka terbuka halus berbentuk lengkungan.
Sementara, ciri-ciri ular berbisa:. bentuk kepala segitiga,
. dua gigi taring besar di rahang atas,
. pupil mata hitam yang vertikal dan pipih tipis, dikelilingi bola mata berwarna kuning-hijau, dan
. jenis luka gigitan berupa dua lubang gigitan taring, mirip tancapan atau tusukan benda tajam
Beberapa jenis ular berbisa yang dapat kita temukan di sekitar kita adalah ular sendok, ular welang, ular kobra, ular tanah, ular hijau, ular laut, dan ular pohon.
Gigitan jenis-jenis ular berbisa ini membutuhkan pertolongan pertama dan penanganan medis darurat segera.
Apa saja gejala dan tanda gigitan ular berbisa?Venom atau racun pada bisa ular dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh yang tegigit. Selanjutnya, bisa ular akan menyebar melalui kelenjar getah bening hingga menyebabkan gangguan sistemik yang menyerang berbagai bagian tubuh.
Gejala di tempat gigitan ular umumnya terjadi dalam 30 menit sampai 24 jam, berupa bengkak dan nyeri, dan timbul bercak kebiruan. Beberapa orang juga bisa mengalami reaksi alergi.
Gejala lain yang muncul setelah digigit ular berupa kelemahan otot, menggigil, berkeringat, mual, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur. Kerja racun dari bisa ular juga dapat menyebabkan dampak berbahaya di beberapa organ seperti:
HematotoksikBisa bersifat racun bagi darah sehingga menyebabkan perdarahan di tempat gigitan, paru, jantung, otak, gusi, hingga saluran cerna. Bukan hanya itu, Anda bisa mengalami kencing darah serta gangguan pembekuan darah setelah digigit ular yang memiliki bisa.
KardiotoksikGejala yang timbul berupa penurunan tekanan darah, syok anafilaksis, dan henti jantung. Dampak digigit ular ini memerlukan penanganan medis dan pertolongan pertama sesegera mungkin.
Sindroma kompartemenSindrom yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan dalam otot. Akibatnya, pembuluh darah dan saraf bisa terjepit, dan lama kelamaaan otot bisa kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kelumpuhan.
NeurotoksikBisa bisa menyerang saraf sehingga menyebabkan penderita merasa kelemahan otot tubuh, kekakuan, hingga kejang. Apabila menyerang saraf pernapasan, gigitan ular dapat menyebabkan penderita sulit bernapas dan dapat menyebabkan kematian.
Pertolongan pertama digigit ular berbisaGigitan ular berbisa adalah kondisi darurat medis karena dapat menyebabkan syok dan kematian. Penanganan yang cepat dan tepat dari gigitan ular dapat menurunkan angka kematian hingga lebih dari 90 persen.Jika Anda digigit ular atau menemukan korban yang tergigit ular berbisa, segera cari pertolongan medis atau menghubungi nomor darurat. Melansir dari Mayo Clinic, pertolongan pertama setelah digigit ular berbisa adalah dengan mencegah penyebaran bisa ular agar tidak meluas.Selama menunggu bantuan medis tiba, Anda bisa melakukan pertolongan pertama sebagai cara mengatasi gigitan ular berbisa seperti berikut:1. Beristirahat dan meminimalisasi gerakan untuk mengurangi penyebaran bisa.2. Posisikan bagian tubuh yang tergigit ular lebih rendah dari posisi jantung.3. Lepaskan aksesoris di sekitar bagian luka gigitan seperti jam tangan atau gelang agar tidak memperparah bengkak dan reaksi gigitan.4. Longgarkan pakaian jika bagian gigitan mulai membengkak.5. Bersihkan luka gigitan dengan air dan sabun.6. Hindari membilas luka dengan alkohol.7. Tutup bagian luka gigitan dengan kain atau perban kering yang bersih.Selama melakukan pertolongan pertama setelah digigit ular, Anda atau korban diharapkan untuk tetap tenang dan bergerak seminimal mungkin.Selain itu, usahakan untuk mengingat tempat kejadian, jenis, warna, serta ukuran ular.
Apa yang perlu dihindari saat digigit ular berbisa?Menurut CDC, Anda juga harus menghindari kesalahan pertolongan pertama berikut ini dalam penanganan digigit ular:1. Memanipulasi luka, baik dengan cara menyedot bisa ular dari tempat gigitan, atau menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah. Ingat, bisa ular tidak menyebar melalui pembuluh darah.2. Menggosok dengan zat kimia atau mengompres dengan air panas atau es pada luka gigitan.3. Mengikat torniket (alan penahan aliran darah) pada luka gigitan. Sebaliknya, pemasangan torniket bisa diberikan di bawah 30 menit pertama apabila timbul gejala cepat dan tidak ada anti-bisa.4. Menggunakan minuman alkohol atau kopi sebagai pereda nyeri.5. Mencoba mengejar dan menangkap ular.Dalam perawatan medis, korban gigitan ular akan mendapatkan antivenom guna menetralkan pengaruh racun di dalam tubuh. Apabila ular yang menggigit Anda tidak berbisa, dokter akan memberikan terapi antibiotik dan serum anti tetanus.Sekarang ini, Anda tidak hanya berisiko tergigit ular saat berada di hutan atau di alam bebas, tetapi ular juga bisa memasuki area perkebunan dan pemukiman.Saat tergigit atau mengetahui ada korban yang digigit ular, segera lakukan pertolongan pertama dan hubungi bantuan medis darurat. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
hellosehat.com
[caption id="attachment_279146" align="alignleft" width="1280"]

Foto: Ilustrasi ular (pixabay.com)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Kejadian orang meninggal akibat gigitan ular berbisa sudah sering terjadi di Indonesia. Hal ini barangkali cukup bisa dimengerti karena keberadaan ular ini mudah ditemukan di Indonesia, baik di alam bebas atau di sekitar pemukiman penduduk.
Ular adalah salah satu binatang yang banyak ditemukan di negara tropis seperti Indonesia. Salah satu mekanisme pertahanan ular saat merasa terancam adalah menggigit target sasaran.
Luka akibat gigitan ular bisa berasal dari ular berbisa atau yang tidak berbisa. Bisa ular mengandung racun yang mampu melumpuhkan tubuh.
Baca juga: Dikira Mainan, Bayi 1,5 Tahun Tewas Digigit Ular
Dikutip dari
Hello Sehat, terdapat lebih dari 2.000 spesies ular di dunia, tetapi hanya sekitar 200 spesies ular yang berbisa.
Perbedaan ular berbisa dan yang tidak berbisa
Untuk membedakan jenis ular berbisa atau tanpa bisa, Anda dapat memperhatikan tanda-tanda berikut ini:
Ciri-ciri ular tidak berbisa:
. bentuk kepala segi empat panjang,
. gigi taring kecil,
. pupil mata bulat, dan
. bekas gigitan berupa luka terbuka halus berbentuk lengkungan.
Sementara, ciri-ciri ular berbisa:
. bentuk kepala segitiga,
. dua gigi taring besar di rahang atas,
. pupil mata hitam yang vertikal dan pipih tipis, dikelilingi bola mata berwarna kuning-hijau, dan
. jenis luka gigitan berupa dua lubang gigitan taring, mirip tancapan atau tusukan benda tajam
Beberapa jenis ular berbisa yang dapat kita temukan di sekitar kita adalah ular sendok, ular welang, ular kobra, ular tanah, ular hijau, ular laut, dan ular pohon.
Gigitan jenis-jenis ular berbisa ini membutuhkan pertolongan pertama dan penanganan medis darurat segera.
Apa saja gejala dan tanda gigitan ular berbisa?
Venom atau racun pada bisa ular dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh yang tegigit. Selanjutnya, bisa ular akan menyebar melalui kelenjar getah bening hingga menyebabkan gangguan sistemik yang menyerang berbagai bagian tubuh.
Gejala di tempat gigitan ular umumnya terjadi dalam 30 menit sampai 24 jam, berupa bengkak dan nyeri, dan timbul bercak kebiruan. Beberapa orang juga bisa mengalami reaksi alergi.
Gejala lain yang muncul setelah digigit ular berupa kelemahan otot, menggigil, berkeringat, mual, muntah, nyeri kepala, dan pandangan kabur. Kerja racun dari bisa ular juga dapat menyebabkan dampak berbahaya di beberapa organ seperti:
Hematotoksik
Bisa bersifat racun bagi darah sehingga menyebabkan perdarahan di tempat gigitan, paru, jantung, otak, gusi, hingga saluran cerna. Bukan hanya itu, Anda bisa mengalami kencing darah serta gangguan pembekuan darah setelah digigit ular yang memiliki bisa.
Kardiotoksik
Gejala yang timbul berupa penurunan tekanan darah, syok anafilaksis, dan henti jantung. Dampak digigit ular ini memerlukan penanganan medis dan pertolongan pertama sesegera mungkin.
Sindroma kompartemen
Sindrom yang mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan dalam otot. Akibatnya, pembuluh darah dan saraf bisa terjepit, dan lama kelamaaan otot bisa kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kelumpuhan.
Neurotoksik
Bisa bisa menyerang saraf sehingga menyebabkan penderita merasa kelemahan otot tubuh, kekakuan, hingga kejang. Apabila menyerang saraf pernapasan, gigitan ular dapat menyebabkan penderita sulit bernapas dan dapat menyebabkan kematian.
Pertolongan pertama digigit ular berbisa
Gigitan ular berbisa adalah kondisi darurat medis karena dapat menyebabkan syok dan kematian. Penanganan yang cepat dan tepat dari gigitan ular dapat menurunkan angka kematian hingga lebih dari 90 persen.
Jika Anda digigit ular atau menemukan korban yang tergigit ular berbisa, segera cari pertolongan medis atau menghubungi nomor darurat. Melansir dari Mayo Clinic, pertolongan pertama setelah digigit ular berbisa adalah dengan mencegah penyebaran bisa ular agar tidak meluas.
Selama menunggu bantuan medis tiba, Anda bisa melakukan pertolongan pertama sebagai cara mengatasi gigitan ular berbisa seperti berikut:
1. Beristirahat dan meminimalisasi gerakan untuk mengurangi penyebaran bisa.
2. Posisikan bagian tubuh yang tergigit ular lebih rendah dari posisi jantung.
3. Lepaskan aksesoris di sekitar bagian luka gigitan seperti jam tangan atau gelang agar tidak memperparah bengkak dan reaksi gigitan.
4. Longgarkan pakaian jika bagian gigitan mulai membengkak.
5. Bersihkan luka gigitan dengan air dan sabun.
6. Hindari membilas luka dengan alkohol.
7. Tutup bagian luka gigitan dengan kain atau perban kering yang bersih.
Selama melakukan pertolongan pertama setelah digigit ular, Anda atau korban diharapkan untuk tetap tenang dan bergerak seminimal mungkin.
Selain itu, usahakan untuk mengingat tempat kejadian, jenis, warna, serta ukuran ular.
Apa yang perlu dihindari saat digigit ular berbisa?
Menurut CDC, Anda juga harus menghindari kesalahan pertolongan pertama berikut ini dalam penanganan digigit ular:
1. Memanipulasi luka, baik dengan cara menyedot bisa ular dari tempat gigitan, atau menyayat kulit agar bisa keluar bersama darah. Ingat, bisa ular tidak menyebar melalui pembuluh darah.
2. Menggosok dengan zat kimia atau mengompres dengan air panas atau es pada luka gigitan.
3. Mengikat torniket (alan penahan aliran darah) pada luka gigitan. Sebaliknya, pemasangan torniket bisa diberikan di bawah 30 menit pertama apabila timbul gejala cepat dan tidak ada anti-bisa.
4. Menggunakan minuman alkohol atau kopi sebagai pereda nyeri.
5. Mencoba mengejar dan menangkap ular.
Dalam perawatan medis, korban gigitan ular akan mendapatkan antivenom guna menetralkan pengaruh racun di dalam tubuh. Apabila ular yang menggigit Anda tidak berbisa, dokter akan memberikan terapi antibiotik dan serum anti tetanus.
Sekarang ini, Anda tidak hanya berisiko tergigit ular saat berada di hutan atau di alam bebas, tetapi ular juga bisa memasuki area perkebunan dan pemukiman.
Saat tergigit atau mengetahui ada korban yang digigit ular, segera lakukan pertolongan pertama dan hubungi bantuan medis darurat.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
hellosehat.com