Teh Oplosan Jadi Favorit Wisatawan saat Berburu Oleh-Oleh Khas Solo di Pasar Gede
Murianews
Senin, 21 Maret 2022 09:04:06
MURIANEWS, Kudus- Teh oplosan ternyata menjadi favorit wisatawan ketika berburu oleh-oleh khas Solo di Pasar Gede. Pasar Gede adalah salah satu pasar terbesar di Solo yang dikenal banyak menyediakan oleh-oleh khas daerah setempat.
Teh oplosan ini terdiri dari enam merek teh yang dibungkus menjadi satu dalam kemasan plastik bening. Enam merek teh oplosan itu adalah teh cap 999, cap Bola, cap Jaring, cap Sepeda Balap, cap Ceret, dan Gopek. Satu plastik berisi enam merek teh itu dibanderol dengan harga Rp 25.000.
“Yang paling laku ya teh ini, sudah sepaket dan tinggal seduh saja. Bukan hanya wisatawan yang nyari, tapi pedagang wedangan juga banyak yang cari di sini,” kata Tri Indarsih (38), salah satu pedagang di Pasar Gede, seperti dikutip dari
Solopos.com, Senin (21/3/2022).
Baca juga: Cari Tengkleng di Solo? Tengkleng Yu Tentrem Langganan Keluarga Pak Harto Ini Bisa Jadi PilihanOleh-oleh kedua yang jadi laris diburu wisatawan adalah wedang uwuh instan. Wedang tradisional ini berisi rempah kayu secang, kayu manis, cengkih, serai, pala, kapulaga, dan gula pasir atau gula batu. Satu kemasan wedang uwuh berisi 10 bungkus ini dibanderol dengan harga Rp 20.000.
“Wedang uwuh ini juga paling banyak diminati, apalagi waktu pandemi seperti ini. ada yang sampai beli lima kemasan atau pack untuk stok di rumah,” katanya.
[caption id="attachment_279150" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Teh oplosan (Solopos/Siti Nur Azizah)[/caption]
Beralih ke camilan, oleh-oleh khas yang paling laku di Pasar Gede Solo adalah rambak kulit sapi. Tekstur rambak kulit sapi ini berbeda dengan rambak di daerah lain.
Saat itu harga rambak naik akibat kelangkaan minyak goreng, yang awalnya dibanderol dengan harga Rp 30.000 per kemasan sekarang menjadi Rp 35.000 kemasan 250 gram.
Camilan lain khas Solo yang menjadi buruan para wisatawan saat berkunjung ke Pasar Gede adalah intip. Makanan ini berasal dari kerak nasi dengan rasa original dan madu. Intip varian original dan madu bentuk bulat dibanderol dengan harga Rp 15.000 per biji.Sebelum ada kelangkaan minyak goreng harga per biji Rp 10.000. “Kelangkaan minyak ini membuat produsen intip menaikkan harga, jadi saya ikut naikkan,” ucap Tri.Camilan terakhir dan menjadi burun wisatawan untuk oleh-oleh khas Solo adalah Balung Kethek. Balung Kethek ini terbuat dari ubi kayu yang direbus kemudian dijemur hingga kering lalu digoreng dan dilumuri dengan gula merah.Kata balung berasal dari bahasa Jawa yang berarti tulang, sedangkan Kethek yang berarti monyet. Makanan ini dinamakan Balung Kethek karena teksturnya yang keras seperti tulang.“Balung Kethek juga paling banyak diminati karena rasanya yang manis dan sedikit pedas, satu bungkus harganya Rp 15.000”, katanya. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
solopos.com
[caption id="attachment_279149" align="alignleft" width="857"]

Foto: Pasar Gede Solo (Surakarta.go.id)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Teh oplosan ternyata menjadi favorit wisatawan ketika berburu oleh-oleh khas Solo di Pasar Gede. Pasar Gede adalah salah satu pasar terbesar di Solo yang dikenal banyak menyediakan oleh-oleh khas daerah setempat.
Teh oplosan ini terdiri dari enam merek teh yang dibungkus menjadi satu dalam kemasan plastik bening. Enam merek teh oplosan itu adalah teh cap 999, cap Bola, cap Jaring, cap Sepeda Balap, cap Ceret, dan Gopek. Satu plastik berisi enam merek teh itu dibanderol dengan harga Rp 25.000.
“Yang paling laku ya teh ini, sudah sepaket dan tinggal seduh saja. Bukan hanya wisatawan yang nyari, tapi pedagang wedangan juga banyak yang cari di sini,” kata Tri Indarsih (38), salah satu pedagang di Pasar Gede, seperti dikutip dari
Solopos.com, Senin (21/3/2022).
Baca juga: Cari Tengkleng di Solo? Tengkleng Yu Tentrem Langganan Keluarga Pak Harto Ini Bisa Jadi Pilihan
Oleh-oleh kedua yang jadi laris diburu wisatawan adalah wedang uwuh instan. Wedang tradisional ini berisi rempah kayu secang, kayu manis, cengkih, serai, pala, kapulaga, dan gula pasir atau gula batu. Satu kemasan wedang uwuh berisi 10 bungkus ini dibanderol dengan harga Rp 20.000.
“Wedang uwuh ini juga paling banyak diminati, apalagi waktu pandemi seperti ini. ada yang sampai beli lima kemasan atau pack untuk stok di rumah,” katanya.
[caption id="attachment_279150" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Teh oplosan (Solopos/Siti Nur Azizah)[/caption]
Beralih ke camilan, oleh-oleh khas yang paling laku di Pasar Gede Solo adalah rambak kulit sapi. Tekstur rambak kulit sapi ini berbeda dengan rambak di daerah lain.
Saat itu harga rambak naik akibat kelangkaan minyak goreng, yang awalnya dibanderol dengan harga Rp 30.000 per kemasan sekarang menjadi Rp 35.000 kemasan 250 gram.
Camilan lain khas Solo yang menjadi buruan para wisatawan saat berkunjung ke Pasar Gede adalah intip. Makanan ini berasal dari kerak nasi dengan rasa original dan madu. Intip varian original dan madu bentuk bulat dibanderol dengan harga Rp 15.000 per biji.
Sebelum ada kelangkaan minyak goreng harga per biji Rp 10.000. “Kelangkaan minyak ini membuat produsen intip menaikkan harga, jadi saya ikut naikkan,” ucap Tri.
Camilan terakhir dan menjadi burun wisatawan untuk oleh-oleh khas Solo adalah Balung Kethek. Balung Kethek ini terbuat dari ubi kayu yang direbus kemudian dijemur hingga kering lalu digoreng dan dilumuri dengan gula merah.
Kata balung berasal dari bahasa Jawa yang berarti tulang, sedangkan Kethek yang berarti monyet. Makanan ini dinamakan Balung Kethek karena teksturnya yang keras seperti tulang.
“Balung Kethek juga paling banyak diminati karena rasanya yang manis dan sedikit pedas, satu bungkus harganya Rp 15.000”, katanya.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
solopos.com