Terowongan Kereta Api Sasaksaat di Bandung Barat, Membelah Bukit Sepanjang 949 Meter
Murianews
Senin, 21 Maret 2022 23:33:19
MURIANEWS, Kudus- Jalur kereta api di Indonesia tidak selalu berada di areal terbuka. Ada juga jalur kereta api yang melalui terowongan panjang.
Salah satunya adalah Terowongan Sasaksaat. Terowongan merupakan bangunan bersejarah milik PT KAI yang merupakan peninggalan zaman Belanda.
Dikutip dari laman
heritage.kai.id, terowongan kereta api Sasaksaat terletak di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca juga: Mengenal Terowongan Ijo Kebumen, Jalur Kereta Api di Bawah Lorong Sepanjang 580 MeterTerowongan yang membelah Perbukitan Cidepong ini terletek antara Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat di km 143+144. Sampai saat ini, Terowongan Sasaksaat dengan panjang 949 meter merupakan terowongan aktif terpanjang di Indonesia.
Terowongan Sasaksaat dibangun mulai tahun 1902 oleh Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen (SS). Sebelum dilakukan pembangunan, terlebih dahulu diadakan upcara sesajen tradisional yang bertujuan untuk meminta keselamatan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pembangunan.
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat sekitar berkenaan dengan gunung yang dijadikan tempat pembuatan terowongan terdapat makhluk yang “menguasainya”. Pembangunan Terowongan Sasaksaat diserahkan kepada pemborong khusus orang Eropa yang menggunakan teknik teknologi tinggi dari Belgia.
Dalam prosesnya, terdapat kendala yaitu lahan yang memiliki kadar air tinggi sehingga air merembes ke terowongan dan beresiko terjadi longsor. Selain itu terdapat batuan cadas pada tanah yang digali.
Untuk menanggulangi rembesan air, lapisan atas terowongan dilapisi dengan penyemenan tebal 0,85 meter. Di beberapa bagian terowongan dilapisi dengan seng.
Sementara itu, untuk menghancurkan batuan cadas dilakukan dengan cara pengeboran menggunakan tangan guna menghindari getaran. Terowongan Sasaksaat dibangun siang dan malam yang dilakukan oleh tenaga kerja mulai dari orang pribumi, Cina dan Eropa.Orang Pribumi dan Cina kebanyakan bekerja sebagai kuli sedangkan orang Eropa sebagai kepala cabang, mandor pekerja, pemborong dan teknisi. Adapun teknis pembangunan terowongan ini dengan cara melakukan penggalian di bagian sisi arah utara dan selatan yang dilakukan secara bersamaan.Pada awal pengoperasiannya, terowongan yang berada di koridor Purwakarta-Padalarang ini digunakan sebagai sarana penumpang serta pengangkutan komoditas ekspor. Seperti kopi, teh, beras serta pengangkutan hasil pertanian sehari-hari masyarakat di wilayah Bandung.Saat ini, terowongan yang berada di bawah Daerah Operasi II Bandung dilewati oleh kereta api jarak jauh seperti Argo Parahyangan, Harina, Ciremai, Serayu, kereta api lokal Cibatu-Purwakarta dan kereta angkutan barang. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
heritage.kai.id
[caption id="attachment_279393" align="alignleft" width="854"]

Foto: Terowongan Sasaksaat di Bandung Barat tahun 1905 (heritage.co.id)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Jalur kereta api di Indonesia tidak selalu berada di areal terbuka. Ada juga jalur kereta api yang melalui terowongan panjang.
Salah satunya adalah Terowongan Sasaksaat. Terowongan merupakan bangunan bersejarah milik PT KAI yang merupakan peninggalan zaman Belanda.
Dikutip dari laman
heritage.kai.id, terowongan kereta api Sasaksaat terletak di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Baca juga: Mengenal Terowongan Ijo Kebumen, Jalur Kereta Api di Bawah Lorong Sepanjang 580 Meter
Terowongan yang membelah Perbukitan Cidepong ini terletek antara Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat di km 143+144. Sampai saat ini, Terowongan Sasaksaat dengan panjang 949 meter merupakan terowongan aktif terpanjang di Indonesia.
Terowongan Sasaksaat dibangun mulai tahun 1902 oleh Perusahaan Kereta Api Negara, Staatssporwegen (SS). Sebelum dilakukan pembangunan, terlebih dahulu diadakan upcara sesajen tradisional yang bertujuan untuk meminta keselamatan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama proses pembangunan.
Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat sekitar berkenaan dengan gunung yang dijadikan tempat pembuatan terowongan terdapat makhluk yang “menguasainya”. Pembangunan Terowongan Sasaksaat diserahkan kepada pemborong khusus orang Eropa yang menggunakan teknik teknologi tinggi dari Belgia.
Dalam prosesnya, terdapat kendala yaitu lahan yang memiliki kadar air tinggi sehingga air merembes ke terowongan dan beresiko terjadi longsor. Selain itu terdapat batuan cadas pada tanah yang digali.
Untuk menanggulangi rembesan air, lapisan atas terowongan dilapisi dengan penyemenan tebal 0,85 meter. Di beberapa bagian terowongan dilapisi dengan seng.
Sementara itu, untuk menghancurkan batuan cadas dilakukan dengan cara pengeboran menggunakan tangan guna menghindari getaran. Terowongan Sasaksaat dibangun siang dan malam yang dilakukan oleh tenaga kerja mulai dari orang pribumi, Cina dan Eropa.
Orang Pribumi dan Cina kebanyakan bekerja sebagai kuli sedangkan orang Eropa sebagai kepala cabang, mandor pekerja, pemborong dan teknisi. Adapun teknis pembangunan terowongan ini dengan cara melakukan penggalian di bagian sisi arah utara dan selatan yang dilakukan secara bersamaan.
Pada awal pengoperasiannya, terowongan yang berada di koridor Purwakarta-Padalarang ini digunakan sebagai sarana penumpang serta pengangkutan komoditas ekspor. Seperti kopi, teh, beras serta pengangkutan hasil pertanian sehari-hari masyarakat di wilayah Bandung.
Saat ini, terowongan yang berada di bawah Daerah Operasi II Bandung dilewati oleh kereta api jarak jauh seperti Argo Parahyangan, Harina, Ciremai, Serayu, kereta api lokal Cibatu-Purwakarta dan kereta angkutan barang.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
heritage.kai.id