Pemandian Air Panas Bayanan Sragen, Bekas Tempat Santuy Orang Kaya Belanda di Zaman Kolonial
Murianews
Jumat, 25 Maret 2022 23:10:47
MURIANEWS, Kudus- Kabupaten Sragen ternyata juga punya destinasi wisata berupa pemandian air panas. Salah satunya adalah Pemandian Air Panas Bayanan.
Lokasinya di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo. Dari pusat kota Sragen, tempat pemandian ini berjarak sekitar 17 km ke arah tenggara.
Menjelang bulan Ramadan tiba, tempat pemandian ini biasanya dipakai menjalani tradisi padusan atau mandi. Selama ini, padusan memang masih jadi tradisi masyarakat Jawa Tengah menjelang Ramadan, disamping sadranan atau bersih-bersih makam.
Baca juga: Kreatif! Wong Sragen Olah Biji Kapuk Randu jadi Minyak Goreng Alternatif, Sempat Diekspor ke JepangDilansir dari
Solopos.com, Jumat (25/3/2022), pemandian air panas Bayanan kini tampil lebih segar dan indah setelah selesai dipugar pada akhir 2021. Di sekitar lokasi pemandian itu suasanya cukup sejuk.
Maklum saja, karena lokasi pemandian ini berada di lereng utara Gunung Lawu, Selama perjalanan menuju lokasi, pengunjung akan disuguhi pemandangan indah berupa hamparan sawah hijau jika belum dipanen dan kerimbunan hutan karet.
Air panas Bayanan diyakini memiliki khasiat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit antara lain gatal-gatal, reumatik, pegal linu, dan flu tulang.
Pengunjung pemandian biasanya ramai pengunjung saat liburan sekolah dan sebelum bulan Puasa, ketika masyarakat melakukan tradisi padusan.
Saat puasa, kompleks Pemandian Air Panas Bayanan juga cukup ramai. Sebab, lokasi ini cocok untuk menunggu waktu datangnya berbuka puasa alias ngabuburit.Mengutip situs sragenkab.go.id, Objek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan semula merupakan bekas tempat tetirah atau santuy para orang kaya Belanda semasa kolonial. Pemandian ini dibangun pada 1808 oleh Praul, salah satu saudagar Belanda terkemuka saat itu.Setelah berada di bawah pengelolaan pemerintah RI pada 1978, pemandian sumber air panas Bayanan direnovasi. Setahun kemudian sumber air panas Bayanan diresmikan sebagai objek wisata dan di bawah pengelolaan Pemkab Sragen.Sebuah rumah kecil dibangun untuk lokasi upacara adat. Di bangunan yang sekarang dianggap keramat tersebut rutin diadakan upacara merayakan panen. Tradisi turun temurun itu biasanya berlangsung pada hari Jumat Legi dalam penanggalan Jawa. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber:
solopos.com
[caption id="attachment_280301" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Objek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Sragen, Sabtu (27/11/2021). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Kabupaten Sragen ternyata juga punya destinasi wisata berupa pemandian air panas. Salah satunya adalah Pemandian Air Panas Bayanan.
Lokasinya di Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo. Dari pusat kota Sragen, tempat pemandian ini berjarak sekitar 17 km ke arah tenggara.
Menjelang bulan Ramadan tiba, tempat pemandian ini biasanya dipakai menjalani tradisi padusan atau mandi. Selama ini, padusan memang masih jadi tradisi masyarakat Jawa Tengah menjelang Ramadan, disamping sadranan atau bersih-bersih makam.
Baca juga: Kreatif! Wong Sragen Olah Biji Kapuk Randu jadi Minyak Goreng Alternatif, Sempat Diekspor ke Jepang
Dilansir dari
Solopos.com, Jumat (25/3/2022), pemandian air panas Bayanan kini tampil lebih segar dan indah setelah selesai dipugar pada akhir 2021. Di sekitar lokasi pemandian itu suasanya cukup sejuk.
Maklum saja, karena lokasi pemandian ini berada di lereng utara Gunung Lawu, Selama perjalanan menuju lokasi, pengunjung akan disuguhi pemandangan indah berupa hamparan sawah hijau jika belum dipanen dan kerimbunan hutan karet.
Air panas Bayanan diyakini memiliki khasiat untuk menyembuhkan sejumlah penyakit antara lain gatal-gatal, reumatik, pegal linu, dan flu tulang.
Pengunjung pemandian biasanya ramai pengunjung saat liburan sekolah dan sebelum bulan Puasa, ketika masyarakat melakukan tradisi padusan.
Saat puasa, kompleks Pemandian Air Panas Bayanan juga cukup ramai. Sebab, lokasi ini cocok untuk menunggu waktu datangnya berbuka puasa alias ngabuburit.
Mengutip situs sragenkab.go.id, Objek Wisata Pemandian Air Panas Bayanan semula merupakan bekas tempat tetirah atau santuy para orang kaya Belanda semasa kolonial. Pemandian ini dibangun pada 1808 oleh Praul, salah satu saudagar Belanda terkemuka saat itu.
Setelah berada di bawah pengelolaan pemerintah RI pada 1978, pemandian sumber air panas Bayanan direnovasi. Setahun kemudian sumber air panas Bayanan diresmikan sebagai objek wisata dan di bawah pengelolaan Pemkab Sragen.
Sebuah rumah kecil dibangun untuk lokasi upacara adat. Di bangunan yang sekarang dianggap keramat tersebut rutin diadakan upacara merayakan panen. Tradisi turun temurun itu biasanya berlangsung pada hari Jumat Legi dalam penanggalan Jawa.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber:
solopos.com