Rabu, 19 November 2025


Puasa memiliki tingkatan-tingkatan tertentu. Setiap hamba memiliki kemampuan sendiri-sendiri dalam menjalani puasa. Pada suatu tingkatan, para ulama memberi sebutan dengan puasa hati.

Menurut sebagian ulama, puasa hati sama dengan puasa khusus. Inti diri manusia adalah hati. Pada hatilah manusia berlaku baik atau buruk, salah atau benar.

Manusia diberi oleh Allah akal untuk memikirkan sesuatu hal. Namun, sejatinya pemikiran-pemikiran saja tidaklah cukup. Akan tetapi, harus diendapkan dalam relung batin atau hati.

Di dalam hati, segala sesuatu yang kita pikirkan akan menemui titik kejernihan. Namun, bila hatinya tidak bersih, maka kejernihan itu akan sulit ditemui.

Di dalam diri manusia terdapat segumpal darah. Apabila segumpal darah itu baik, maka semua darah yang mengalir ke seluruh tubuh akan menjadikan kehidupannya menjadi baik. Begitu juga sebaliknya.

Hati manusia selalu dibayang-bayangi penyakit, seperti, rasa hasut, kebencian, dendam, kebohongan atau kemunafikan. Manusia akan sulit menghidari penyakit-penyakit hati itu, bila tidak pernah melakukan puasa hati.

Penyakit-penyakit hati tidak hanya akan menyiksa batin. Melainkan juga membuat mental menjadi terpuruk. Alhasil, penyakit-penyakit hati itu akan membuat mental dan karakter manusia menjadi buruk.
Penyakit-penyakit hati tidak hanya akan menyiksa batin. Melainkan juga membuat mental menjadi terpuruk. Alhasil, penyakit-penyakit hati itu akan membuat mental dan karakter manusia menjadi buruk.Pada momen puasa Ramadan, kita diberi kesempatan oleh Allah untuk menjalani puasa hati. Ada satu hal menarik dalam puasa Ramadan. Yaitu, Allah tidak menunjukkan berapa pahala yang akan didapat ketika berpuasa.Pada hal ini, secara tidak langsung kita diajari untuk tidak selalu menghitung-hitung ibadah yang kita lakukan. Kaitannya dengan puasa hati ialah, kita tidak bisa berharap pada suatu hal yang pasti apa imbalan kita dapatkan dari Allah.Allah memberi pelajaran begitu penting. Salah satunya yaitu pelajaran tentang keikhlasan. Kita diarahkan untuk tetap berpuasa dan beribadah tanpa harus berharap akan mendapatkan sesuatu dari Allah.Sekali lagi, puasa Ramadan memang tepat untuk berpuasa hati. Sebab, hanya hamba-hamba yang benar-benar paham tentang kesejatian puasa Ramadanlah yang akan bisa mencapai tingkatan puasa hati. Yang tentunya itu bukan perkara mudah. Faqih Mansur HidayatEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler