- Mobil listrik saat ini merupakan kendaraan yang tengah gencar dikembangkan. Pada mobil bertenaga listrik disematkan sistem pengereman yang disebut regenerative breaking.
Fitur ini menjadi salah satu fitur yang amat krusial pada mobil listrik. Hal ini berkaitan dengan jarak tempuh dan kapasitas baterai pada mobil listrik.
Pertama, saat terjadi pengereman akan membuang banyak energi gerak menjadi panas. Energi yang terbuang percuma ini kemudian diakali diubah dari energi gerak menjadi listrik.
"Regenerative braking menciptakan energi kinetik yang dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik," jelas Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) seperti dikutip dari
.
Saat mobil melambat, putaran motor listrik yang sesuai roda akan bergerak berlawanan. Perbedaan putaran dengan motor listrik inilah yang dapat menghasilkan listrik.Selain itu, proses ini sekaligus memberikan efek engine brake, di mobil listrik yang membantu pengereman.
Energi kinetik ini kemudian diubah menjadi energi listrik, lalu disalurkan ke komponen ICCU atau pengontrol arus listrik."ICCU akan menerima arus listrik dari energi kinetik sebagai listrik masuk untuk charging," terusnya.Proses pengisian baterai yang dihasilkan dari energi kinetik ini berfungsi untuk mengisi kapasitas baterai pada mobil listrik. Dengan demikian mobil listrik dapat menempuh jarak yang lebih jauh.Selama mobil terus bergerak, motor listrik menguras energi listrik dari baterai. Meski regenerative braking saat pedal gas dilepas, tidak serta merta mengisi baterai secara signifikan. Namun setidaknya dapat menjaga penurunan kapasitas baterai lebih rendah. Penulis: Loeby Galih WitantraEditor: Dani AgusSumber:
[caption id="attachment_291135" align="alignleft" width="1280"]

Foto: Ilustrasi mobil listrik (pixabay.com)[/caption]
MURIANEWS, Kudus- Mobil listrik saat ini merupakan kendaraan yang tengah gencar dikembangkan. Pada mobil bertenaga listrik disematkan sistem pengereman yang disebut regenerative breaking.
Fitur ini menjadi salah satu fitur yang amat krusial pada mobil listrik. Hal ini berkaitan dengan jarak tempuh dan kapasitas baterai pada mobil listrik.
Lantas apa itu regenerative break dan seberapa pentingnya sistem pengereman ini?
Baca juga: Ini Daftar Harga Mobil Listrik Termurah di Indonesia, Tertarik Beli?
Pertama, saat terjadi pengereman akan membuang banyak energi gerak menjadi panas. Energi yang terbuang percuma ini kemudian diakali diubah dari energi gerak menjadi listrik.
"Regenerative braking menciptakan energi kinetik yang dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik," jelas Bonar Pakpahan, Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) seperti dikutip dari
gridoto.com.
Saat mobil melambat, putaran motor listrik yang sesuai roda akan bergerak berlawanan. Perbedaan putaran dengan motor listrik inilah yang dapat menghasilkan listrik.Selain itu, proses ini sekaligus memberikan efek engine brake, di mobil listrik yang membantu pengereman.
Energi kinetik ini kemudian diubah menjadi energi listrik, lalu disalurkan ke komponen ICCU atau pengontrol arus listrik.
"ICCU akan menerima arus listrik dari energi kinetik sebagai listrik masuk untuk charging," terusnya.
Proses pengisian baterai yang dihasilkan dari energi kinetik ini berfungsi untuk mengisi kapasitas baterai pada mobil listrik. Dengan demikian mobil listrik dapat menempuh jarak yang lebih jauh.
Selama mobil terus bergerak, motor listrik menguras energi listrik dari baterai. Meski regenerative braking saat pedal gas dilepas, tidak serta merta mengisi baterai secara signifikan. Namun setidaknya dapat menjaga penurunan kapasitas baterai lebih rendah.
Penulis: Loeby Galih Witantra
Editor: Dani Agus
Sumber:
gridoto.com