Ini Etika Berwisata di Destinasi Wisata Sakral Indonesia yang Penting Diketahui Wisatawan
Murianews
Senin, 4 Juli 2022 06:48:17
MURIANEWS, Kudus – Saat berwisata, para wisatawan hendaknya selalu menjaga perilaku atau etika. Terlebih, ketika berwisata di destinasi wisata yang dianggap sakral oleh masyarakat.
Beberapa waktu lalu, sempat viral berita mengenai seorang wisatawan mancanegara yang berpose tidak senonoh di salah satu pohon kayu putih yang dianggap sakral oleh masyarakat Bali yang akhirnya menuai kecaman dari berbagai pihak. Karena hal tersebut sangat bertentangan dengan adat istiadat di Indonesia, khususnya Bali.
Oleh sebab itu, sebagai wisatawan kita harus lebih memahami etika berwisata di suatu tempat. Tentunya dengan menghormati norma serta adat istiadat yang berlaku di daerah yang dikunjungi.
Baca juga: Ini Destinasi Seru di Desa Wisata Pujon Kidul Malang yang Perlu DikunjungiPasalanya, di Indonesia sendiri ada beberapa
destinasi wisata yang sangat disakralkan. Sehingga wisatawan diharapkan mengikuti aturan yang berlaku, agar tidak melanggar norma yang ada.
Nah, berikut ini adalah adat dan aturan yang berlaku di beberapa destinasi wisata populer di Indonesia yang harus dipatuhi, seperti dikutip dari laman Kemenparekraf:
BaliHampir seluruh wilayah di Bali sangat disakralkan karena masih kental akan adat dan budaya. Selain menjaga kesopanan dalam berbicara dan bertingkah laku selama di Bali, wisatawan juga tidak diperbolehkan untuk menginjak maupun membuang sesajen yang digunakan masyarakat Bali untuk berdoa.
Selain itu, ada beberapa destinasi wisata terkenal sangat sakral di Bali. Antara lain, Desa Trunyan, Pura Agung Besakih, Pura Uluwatu, Wisata Kayuputih Banjar Bali, dan masih banyak lagi. Untuk itu, ada baiknya wisatawan membaca peraturan yang kerap ditempel di beberapa pintu masuk atau loket destinasi wisata guna mengetahui dan mematuhi aturan yang berlaku.
Desa Adat BaduyHingga saat ini masyarakat Baduy masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat yang dimilikinya. Karena itu, wisatawan yang datang juga harus menghormati dan wajib menaati peraturan adat yang berlaku. Misalnya, ketika berada di wilayah Baduy Dalam tidak diperbolehkan mengambil foto dan video, bahkan sekadar menyalakan perangkat elektronik.
Lalu, wisatawan juga tidak diperkenankan untuk menggunakan sampo, sabun, atau pasta gigi. Tujuannya untuk menjaga kelestarian dan kejernihan air di sekitar Desa Adat Baduy. Jika melanggar aturan tersebut, wisatawan akan dikenakan hukuman denda dan kurungan di balik jeruji besi.
Danau Ranu KumboloJadi salah satu ikon wisata di Jawa Timur, Danau Ranu Kumbolo sangat sakral bagi masyarakat setempat. Tempat ini dipercaya masyarakat setempat memiliki air suci. Bahkan, sering kali digelar prosesi ritual suci keagamaan di Ranu Kumbolo.
Karena hal tersebut, wisatawan diharuskan untuk melakukan kegiatan dalam jarak sekitar 10 meter dari bibir danau, termasuk mendirikan tenda. Selain itu, pendaki yang berkemah juga tidak diperbolehkan untuk mandi atau mencuci di Danau Ranu Kumbolo.
Gua HawangBerada di Maluku Tenggara, destinasi wisata satu ini termasuk tempat sakral. Konon di dalam Gua Hawang terdapat batu yang menyerupai manusia dan dua anjing. Menurut mitos, ketiga makhluk tersebut dikutuk menjadi batu karena mengeluarkan kata-kata kotor di Gua Hawang.Karena itu, wisatawan diimbau tidak mengucapkan kata-kata kotor dan menjaga perilaku ketika berkunjung Gua Hawang. Bagi yang belum tahu, Gua Hawang merupakan objek wisata yang cukup unik. Gua ini terendam oleh air laut sehingga muncul kolam alami jernih di bagian tengahnya.
Candi-candiSelain menjadi benda purbakala, beberapa candi di Indonesia juga masih difungsikan sebagai tempat peribadatan. Seperti di Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Prambanan, dan Candi Pawon.Karena itu, sudah selayaknya wisatawan menjunjung etika wisata ketika datang ke candi. Seperti tidak melakukan vandalisme, menghormati tradisi masyarakat, berhati-hati dalam berucap dan bertindak, serta memerhatikan kesopanan penampilan.
Keraton YogyakartaTempat ini sangat disakralkan oleh masyarakat Yogyakarta karena menjadi kediaman dari Sri Sultan Hamengkubuwono. Maka wisatawan diwajibkan untuk mengenakan pakaian yang sopan saat berkunjung ke Keraton.Wisatawan juga tidak diperbolehkan memakai batik bermotif Parang Garuda. Pasalnya, corak tersebut merupakan motif kebesaran dan hanya boleh dikenakan oleh Sang Sultan yang memegang tahta.Tidak hanya destinasi-destinasi di atas saja, masih banyak destinasi wisata lain di Indonesia yang terkenal sakral. Karena itu, sebelum memutuskan untuk berwisata, disarankan untuk mencari informasi terkait destinasi wisata dan pantangan yang berlaku di destinasi wisata tersebut. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: kemenparekraf.go.id
[caption id="attachment_299570" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Keraton Yogyakarta (kratonjogja.id)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Saat berwisata, para wisatawan hendaknya selalu menjaga perilaku atau etika. Terlebih, ketika berwisata di destinasi wisata yang dianggap sakral oleh masyarakat.
Beberapa waktu lalu, sempat viral berita mengenai seorang wisatawan mancanegara yang berpose tidak senonoh di salah satu pohon kayu putih yang dianggap sakral oleh masyarakat Bali yang akhirnya menuai kecaman dari berbagai pihak. Karena hal tersebut sangat bertentangan dengan adat istiadat di Indonesia, khususnya Bali.
Oleh sebab itu, sebagai wisatawan kita harus lebih memahami etika berwisata di suatu tempat. Tentunya dengan menghormati norma serta adat istiadat yang berlaku di daerah yang dikunjungi.
Baca juga: Ini Destinasi Seru di Desa Wisata Pujon Kidul Malang yang Perlu Dikunjungi
Pasalanya, di Indonesia sendiri ada beberapa
destinasi wisata yang sangat disakralkan. Sehingga wisatawan diharapkan mengikuti aturan yang berlaku, agar tidak melanggar norma yang ada.
Nah, berikut ini adalah adat dan aturan yang berlaku di beberapa destinasi wisata populer di Indonesia yang harus dipatuhi, seperti dikutip dari laman Kemenparekraf:
Bali
Hampir seluruh wilayah di Bali sangat disakralkan karena masih kental akan adat dan budaya. Selain menjaga kesopanan dalam berbicara dan bertingkah laku selama di Bali, wisatawan juga tidak diperbolehkan untuk menginjak maupun membuang sesajen yang digunakan masyarakat Bali untuk berdoa.
Selain itu, ada beberapa destinasi wisata terkenal sangat sakral di Bali. Antara lain, Desa Trunyan, Pura Agung Besakih, Pura Uluwatu, Wisata Kayuputih Banjar Bali, dan masih banyak lagi. Untuk itu, ada baiknya wisatawan membaca peraturan yang kerap ditempel di beberapa pintu masuk atau loket destinasi wisata guna mengetahui dan mematuhi aturan yang berlaku.
Desa Adat Baduy
Hingga saat ini masyarakat Baduy masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat yang dimilikinya. Karena itu, wisatawan yang datang juga harus menghormati dan wajib menaati peraturan adat yang berlaku. Misalnya, ketika berada di wilayah Baduy Dalam tidak diperbolehkan mengambil foto dan video, bahkan sekadar menyalakan perangkat elektronik.
Lalu, wisatawan juga tidak diperkenankan untuk menggunakan sampo, sabun, atau pasta gigi. Tujuannya untuk menjaga kelestarian dan kejernihan air di sekitar Desa Adat Baduy. Jika melanggar aturan tersebut, wisatawan akan dikenakan hukuman denda dan kurungan di balik jeruji besi.
Danau Ranu Kumbolo
Jadi salah satu ikon wisata di Jawa Timur, Danau Ranu Kumbolo sangat sakral bagi masyarakat setempat. Tempat ini dipercaya masyarakat setempat memiliki air suci. Bahkan, sering kali digelar prosesi ritual suci keagamaan di Ranu Kumbolo.
Karena hal tersebut, wisatawan diharuskan untuk melakukan kegiatan dalam jarak sekitar 10 meter dari bibir danau, termasuk mendirikan tenda. Selain itu, pendaki yang berkemah juga tidak diperbolehkan untuk mandi atau mencuci di Danau Ranu Kumbolo.
Gua Hawang
Berada di Maluku Tenggara, destinasi wisata satu ini termasuk tempat sakral. Konon di dalam Gua Hawang terdapat batu yang menyerupai manusia dan dua anjing. Menurut mitos, ketiga makhluk tersebut dikutuk menjadi batu karena mengeluarkan kata-kata kotor di Gua Hawang.
Karena itu, wisatawan diimbau tidak mengucapkan kata-kata kotor dan menjaga perilaku ketika berkunjung Gua Hawang. Bagi yang belum tahu, Gua Hawang merupakan objek wisata yang cukup unik. Gua ini terendam oleh air laut sehingga muncul kolam alami jernih di bagian tengahnya.
Candi-candi
Selain menjadi benda purbakala, beberapa candi di Indonesia juga masih difungsikan sebagai tempat peribadatan. Seperti di Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Prambanan, dan Candi Pawon.
Karena itu, sudah selayaknya wisatawan menjunjung etika wisata ketika datang ke candi. Seperti tidak melakukan vandalisme, menghormati tradisi masyarakat, berhati-hati dalam berucap dan bertindak, serta memerhatikan kesopanan penampilan.
Keraton Yogyakarta
Tempat ini sangat disakralkan oleh masyarakat Yogyakarta karena menjadi kediaman dari Sri Sultan Hamengkubuwono. Maka wisatawan diwajibkan untuk mengenakan pakaian yang sopan saat berkunjung ke Keraton.
Wisatawan juga tidak diperbolehkan memakai batik bermotif Parang Garuda. Pasalnya, corak tersebut merupakan motif kebesaran dan hanya boleh dikenakan oleh Sang Sultan yang memegang tahta.
Tidak hanya destinasi-destinasi di atas saja, masih banyak destinasi wisata lain di Indonesia yang terkenal sakral. Karena itu, sebelum memutuskan untuk berwisata, disarankan untuk mencari informasi terkait destinasi wisata dan pantangan yang berlaku di destinasi wisata tersebut.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: kemenparekraf.go.id