Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Pemberitaan kasus kekerasan fisik kini makin marak dan terjadi di beberapa daerah. Sebagian kasus ini, bahkan menimpa publik figur.

Kebanyakan, kasus kekerasan fisik ini berujung laporan pada pihak berwajib. Sebagian di antaranya ada yang diproses hukum dan ada yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan atau damai.

Sebelum melaporkan pada pihak berwajib, korban kekerasan biasa melakukan pemeriksaan visum ke rumah sakit. Hasil pemeriksaan visum inilah yang nantinya digunakan sebagai pelengkap laporan.

Baca juga: Mengenal Phasmopobia, Rasa Takut Berlebihan pada Hantu dan Cara Mengatasinya

Meski demikian, masih banyak orang yang belum paham dengan pemeriksaan visum ini. Terutama terkait dengan prosedur pemeriksaan yang dijalani.

Melansir dari Halodoc.com, Minggu (2/10/2022), pemeriksaan visum adalah proses penilaian yang dikeluarkan oleh tim medis terkait dengan kekerasan yang dialami terhadap fisik seseorang. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah menilai kebutuhan perawatan korban baik dari sisi fisik maupun mental.

Hal ini membuat tim medis akan lebih mudah untuk mengobati dan mengontrol kondisi kesehatan seseorang yang mengalami kekerasan.

Selain itu, pemeriksaan ini juga digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti yang akan digunakan untuk menempuh jalur hukum. Oleh karenanya, pemeriksaan ini berfungsi sebagai bukti selama proses penyelidikan dan penuntutan kasus.

Prosedur Pemeriksaan Visum

Pemeriksaan visum umumnya dilakukan di klinik kesehatan atau rumah sakit yang sudah ditunjuk oleh pihak yang berwenang atau kepolisian. Durasi pemeriksaan akan berbeda-beda pada setiap korban, tetapi pemeriksaan ini akan berlangsung selama 1,5 hingga 4 jam.

Pada kasus kekerasan, tubuh menjadi salah satu bukti yang perlu dijaga agar hasil pemeriksaan bisa adil dan benar. Untuk itu, saat akan melakukan visum ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh korban karena berpotensi merusak barang bukti. Seperti mandi, berendam, mengganti pakaian, menyisir rambut, dan membersihkan area yang mengalami kekerasan.

Prosedurnya bisa dilakukan segera atau maksimal 72 jam setelah tindakan kekerasan yang dialami.

Nah, berikut ini prosedur yang dijalankan saat menjalankan visum, seperti:

1. Perawatan Cedera atau Luka

Saat kamu mengalami luka atau cedera akibat tindakan kekerasan, tentunya tim medis akan melakukan perawatan terlebih dahulu. Luka atau cedera akan dibersihkan menggunakan obat-obatan yang bisa membantu kamu meringankan rasa nyeri atau tidak nyaman pada tubuh.

2. Riwayat KesehatanTim medis juga akan menanyakan kondisi kesehatan secara umum. Dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan dan obat-obatan yang kamu gunakan secara rutin maupun dalam beberapa jam terakhir.Selain itu, tim medis juga bisa bertanya mengenai kegiatan seksual yan diinginkan bersama pasangan atau seseorang untuk memastikan DNA dan bukti lain yang akan dikumpulkan.3. Pemeriksaan Fisik MenyeluruhSelanjutnya tim medis akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, mulai dari tekanan darah hingga denyut nadi. Pada tahap ini, tim medis juga akan mengumpulkan bukti kekerasan yang ada pada bagian tubuh luar, seperti adanya luka terbuka, memar, cedera, atau pembengkakan bagian tertentu.Selain itu, pemeriksaan juga akan meliputi bagian mulut serta vagina atau anus. Pemeriksaan ini juga termasuk pengambilan sampel darah, urine, hingga helai rambut. Pemeriksaan ini juga dilakukan untuk memastikan tidak adanya cedera pada bagian dalam tubuh, seperti patah tulang atau trauma fisik.4. Pengumpulan Bukti LainnyaTentunya dengan persetujuan korban, tim medis akan mengumpulkan bukti fisik lainnya, seperti pakaian hingga pakaian dalam untuk melengkapi pemeriksaan yang dilakukan.Jika saat tindakan kekerasan pelaku meninggalkan barang bukti fisik lainnya, seperti helaian rambut atau bekas cakaran pada tubuh, hal ini juga akan dikumpulkan sebagai barang bukti pelengkap.5. Perawatan dan Pengobatan Tindak LanjutSetelah prosedur pemeriksaan visum dilakukan secara lengkap, korban bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan lanjutan untuk memastikan kesehatan fisik dan mental dalam kondisi yang baik.Pemeriksaan mengenai penyakit seksual menular hingga melakukan kunjungan ke psikolog bisa diajukan sebagai perawatan lanjutan.  Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: halodoc.com

Baca Juga

Komentar

Terpopuler