Catat! Ini Tips Boncengkan Anak Naik Sepeda Motor yang Penting Diketahui
Murianews
Senin, 3 Oktober 2022 22:05:05
MURIANEWS, Kudus – Mengendara motor sambil berboncengan sudah merupakan pemandangan yang biasa. Namun, banyak pengendara yang belum memperhatikan keselamatan di jalan raya.
Misalnya, ada yang berboncengan lebih dari satu orang dewasa. Hal ini, selain melanggar aturan lalu lintas juga berpotensi mengundang bahaya.
Oleh sebab itu, bagi pengendara motor penting memiliki pengetahuan berkendara, termasuk saat berboncengan. Terutama lagi, ketika
memboncengkan anak kecil, seperti ketika mengantarkan ke sekolah.
Baca juga: Ini Cara Aman saat Membonceng Motor Sport yang Penting DiketahuiMelansir dari Federal Oil, Senin (3/10/2022), orang tua perlu memahami cara yang aman saat membonceng si buah hati agar selamat selama perjalanan. Contoh mudah dan paling banyak dilakukan, membonceng anak di posisi depan.
Menurut Johannes Lucky, Manajer Safety Riding Department PT Astra Honda Motor, berbagai alasan disampaikan para orang tua saat membonceng anak di depan. Padahal, terdapat potensi bahaya tersembunyi atas kondisi tersebut.
”Biasanya orang tua membonceng anak di depan karena berbagai alasan sederhana. Misalnya anak bisa menikmati pemandangan dan merasa senang saat duduk di depan. Ada juga yang berpikir posisi anak di depan lebih aman dan mudah dikontrol saat tertidur. Padahal ini tidak benar,” ujar Lucky.
Terdapat beberapa potensi bahaya saat orang tua membonceng anak di depan. Seperti terbentur setang kemudi, terjepit, mendapatkan gangguan kesehatan, menutupi ruang lingkup pandangan pengemudi, mengganggu pengendalian, hingga salah komunikasi atau membaca informasi dari panel meter sepeda motor.
Lalu, bagaimana cara berkendara dengan anak? Berikut hal yang perlu diperhatikan saat berboncengan dengan si buah hatI.
1. Perlengkapan berkendaraAnak wajib menggunakan perlengkapan berkendara, karena pembonceng dan pengendara memiliki risiko yang sama.
Sehingga, keduanya wajib menggunakan perlengkapan berkendara, seperti helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu.
2. PosisiPastikan anak membonceng di belakang dengan posisi lurus dengan tubuh pengendara dan rapat, sehingga anak dapat memegang tubuh pengendara lebih baik dan meningkatkan keseimbangan saat berkendara.
3. Anak siap diboncengPastikan tangan anak sudah bisa memegang kuat pengendara. Pegangan yang kuat dapat mencegah keseimbangan anak tergangu ketika membonceng. Bisa juga ditambahkan sabuk pembonceng sehingga keseimbangan dan posisi anak dapat lebih terjaga.
Lalu, kaki sudah bisa menginjak pijakan kaki pembonceng dan ingatkan anak kita untuk tidak memainkan kakinya ketika membonceng, untuk mencegah potensi tersenggol kendaraan lain.
4. Kontrol KecepatanSaat berkendara dengan anak, kita perlu mengontrol kecepatan berkendara. Hal ini ditujukan untuk:a. Mencegah anak terpental kebelakang/ berguncang saat kita mebuka gas karena pegangan anak yang belum kuat, atau anak tidak siap terhadap pergerakan tiba-tiba sepeda motor.b. Mencegah anak terlempar saat bermanuver/ menikung dengan kecepatan tinggi. Hal ini berpotensi terjadi karena kekuatan pegangan anak ke tubuh pengendara tidak akan sekuat orang dewasa.c. Mencegah terjadinya pengereman yang kuat. Saat menggunakan kecepatan tinggi, kita berpotensi untuk melakukan pengereman kuat yang akhirnya memberikan rasa tidak nyaman kepada anak kita.
5. Atur waktu, rute, dan jarakAnak memiliki ketahanan fisik yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga mereka tidak bisa diperlakukan sama. Mengatur waktu keberangkatan seperti berangkat lebih pagi untuk menghindari terik matahari akan dapat mengurangi ketidaknyamanan mereka ketika berkendara.Mengatur rute keberangkatan juga diperlukan sehingga kita terhindar dari kemacetan dan dapat sampai lebih cepat. Namun, pastikan rute tersebut aman, layak dan tidak melanggar peraturan lalu-lintas.Saat berkendara dengan anak , kita juga perlu mengatur jarak perjalanan sehingga kita bisa menentukan waktu istirahat yang baik untuk anak kita ketika berkendara.
6. KonfirmasiKita harus sering melakukan konfirmasi terhadap anak, apakah dia haus, mengantuk, capek dan lainnya. Ketika sering melakukan konfirmasi, kita dapat menemukan masalah pada anak sedini mungkin, sehingga dapat mencegah terjadinya potensi bahaya. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: federaloil.co.id
[caption id="attachment_322017" align="alignleft" width="1890"]

Foto: Ilustrasi (Martin Fuhrmann dari Pixabay)[/caption]
MURIANEWS, Kudus – Mengendara motor sambil berboncengan sudah merupakan pemandangan yang biasa. Namun, banyak pengendara yang belum memperhatikan keselamatan di jalan raya.
Misalnya, ada yang berboncengan lebih dari satu orang dewasa. Hal ini, selain melanggar aturan lalu lintas juga berpotensi mengundang bahaya.
Oleh sebab itu, bagi pengendara motor penting memiliki pengetahuan berkendara, termasuk saat berboncengan. Terutama lagi, ketika
memboncengkan anak kecil, seperti ketika mengantarkan ke sekolah.
Baca juga: Ini Cara Aman saat Membonceng Motor Sport yang Penting Diketahui
Melansir dari Federal Oil, Senin (3/10/2022), orang tua perlu memahami cara yang aman saat membonceng si buah hati agar selamat selama perjalanan. Contoh mudah dan paling banyak dilakukan, membonceng anak di posisi depan.
Menurut Johannes Lucky, Manajer Safety Riding Department PT Astra Honda Motor, berbagai alasan disampaikan para orang tua saat membonceng anak di depan. Padahal, terdapat potensi bahaya tersembunyi atas kondisi tersebut.
”Biasanya orang tua membonceng anak di depan karena berbagai alasan sederhana. Misalnya anak bisa menikmati pemandangan dan merasa senang saat duduk di depan. Ada juga yang berpikir posisi anak di depan lebih aman dan mudah dikontrol saat tertidur. Padahal ini tidak benar,” ujar Lucky.
Terdapat beberapa potensi bahaya saat orang tua membonceng anak di depan. Seperti terbentur setang kemudi, terjepit, mendapatkan gangguan kesehatan, menutupi ruang lingkup pandangan pengemudi, mengganggu pengendalian, hingga salah komunikasi atau membaca informasi dari panel meter sepeda motor.
Lalu, bagaimana cara berkendara dengan anak? Berikut hal yang perlu diperhatikan saat berboncengan dengan si buah hatI.
1. Perlengkapan berkendara
Anak wajib menggunakan perlengkapan berkendara, karena pembonceng dan pengendara memiliki risiko yang sama.
Sehingga, keduanya wajib menggunakan perlengkapan berkendara, seperti helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu.
2. Posisi
Pastikan anak membonceng di belakang dengan posisi lurus dengan tubuh pengendara dan rapat, sehingga anak dapat memegang tubuh pengendara lebih baik dan meningkatkan keseimbangan saat berkendara.
3. Anak siap dibonceng
Pastikan tangan anak sudah bisa memegang kuat pengendara. Pegangan yang kuat dapat mencegah keseimbangan anak tergangu ketika membonceng. Bisa juga ditambahkan sabuk pembonceng sehingga keseimbangan dan posisi anak dapat lebih terjaga.
Lalu, kaki sudah bisa menginjak pijakan kaki pembonceng dan ingatkan anak kita untuk tidak memainkan kakinya ketika membonceng, untuk mencegah potensi tersenggol kendaraan lain.
4. Kontrol Kecepatan
Saat berkendara dengan anak, kita perlu mengontrol kecepatan berkendara. Hal ini ditujukan untuk:
a. Mencegah anak terpental kebelakang/ berguncang saat kita mebuka gas karena pegangan anak yang belum kuat, atau anak tidak siap terhadap pergerakan tiba-tiba sepeda motor.
b. Mencegah anak terlempar saat bermanuver/ menikung dengan kecepatan tinggi. Hal ini berpotensi terjadi karena kekuatan pegangan anak ke tubuh pengendara tidak akan sekuat orang dewasa.
c. Mencegah terjadinya pengereman yang kuat. Saat menggunakan kecepatan tinggi, kita berpotensi untuk melakukan pengereman kuat yang akhirnya memberikan rasa tidak nyaman kepada anak kita.
5. Atur waktu, rute, dan jarak
Anak memiliki ketahanan fisik yang berbeda dengan orang dewasa, sehingga mereka tidak bisa diperlakukan sama. Mengatur waktu keberangkatan seperti berangkat lebih pagi untuk menghindari terik matahari akan dapat mengurangi ketidaknyamanan mereka ketika berkendara.
Mengatur rute keberangkatan juga diperlukan sehingga kita terhindar dari kemacetan dan dapat sampai lebih cepat. Namun, pastikan rute tersebut aman, layak dan tidak melanggar peraturan lalu-lintas.
Saat berkendara dengan anak , kita juga perlu mengatur jarak perjalanan sehingga kita bisa menentukan waktu istirahat yang baik untuk anak kita ketika berkendara.
6. Konfirmasi
Kita harus sering melakukan konfirmasi terhadap anak, apakah dia haus, mengantuk, capek dan lainnya. Ketika sering melakukan konfirmasi, kita dapat menemukan masalah pada anak sedini mungkin, sehingga dapat mencegah terjadinya potensi bahaya.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: federaloil.co.id