Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Wilayah Indonesia memasuki musim penghujan pada awal tahun ini. Pada musim seperti ini biasanya sering muncul bencana alam akibat guyuran hujan deras.

Bencana yang muncul biasanya berupa angin kencang, longsor dan banjir. Akibat bencana ini, tidak sedikit masyarakat yang menderita karena rumahnya rusak, hartanya lenyap, hingga terserang penyakit.

Selain penanganan secara profesional, sangat diperlukan juga dukungan spiritual berupa doa agar banjir tidak terjadi lagi, atau paling tidak bisa meminimalisasi dampaknya. Ini doa yang bisa dibaca saat hujan deras dan angin kencang, seperti dikutip dari laman NU Online Jatim, Selasa (11/10/2022).

Baca juga: Catatan Sejarah Tanggal 5 September: Banjir di Tiongkok Tahun 1877 Telan 900 Ribu Korban Jiwa

 اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا ,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ


Allāhumma hawālainā wa lā ‘alainā. Allāhumma ‘alal ākāmi wal jibāli, waz zhirābi, wa buthūnil awdiyati, wa manābitis syajari.

Artinya: ”Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami (memberkahi), bukan di atas kami (memudharatkan). Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuh pohon.”

Doa ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang dinukil oleh Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah dalam kitab Al-Wabilus Shayyib minal Kalimit Thayyib, (Kairo, Darud Diyan lit Turats: 1987 M/1408 H), halaman: 176.Doa ini dibaca oleh Rasulullah saat khotbah Jumat berlangsung ketika seorang sahabat datang melapor bahwa hujan deras yang selama sekira enam hari berlangsung membuat masyarakat kehilangan harta benda dan merusak fasilitas jalan.Bacaan berupa doa selayaknya terus dikumandangkan sebagai bukti kelemahan diri. Namun demikian, sejumlah tindakan antisipasi juga dilakukan dengan membersihkan lingkungan. Memastikan tidak ada penebangan hutan dan terus menanami kawasan dengan pohon yang diharapkan akan menyerap air dan menahan dari tanah longsor yang membahayakan. Wallahu a‘lam.  Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: jatim.nu.or.id

Baca Juga

Komentar

Terpopuler