Rabu, 19 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Pimpinan Wilayah (PW) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Jawa Timur pada Selasa (02/11/2022) atau bertepatan dengan 7 Rabi`ul Akhir 1444 H menerbitkan surat edaran mengenai perkiraan Gerhana Bulan Total. Surat edaran bernomor 111/LFNU.II/L/XI/2022 tersebut berisi tiga informasi penting.

Melansir dari laman NU Online Jatim, Sabtu (5/11/2022), gerhana bulan total diperkirakan akan terjadi pada Selasa, 8 November 2022 dalam hitungan kalender masehi atau 13 Rabi`ul Akhir 1444 berdasarkan perhitungan kalender hijriyah.

Gerhana akan terjadi selama 3 jam 39 menit 49 detik dilihat dari Indonesia dengan perkiraan waktu awal pada pukul 16.09 WIB dan waktu awal gerhana total pada 17.16 WIB. Gerhana total diperkirakan berakhir pada 18.41 WIB dan akan selesai pada 19.49 WIB.

Baca juga: Gerhana Bulan Total Diperkirakan Terjadi 8 November 2022, Ini Tiga Imbauan Penting LFNU Jatim

Terkait dengan fenomena alam itu, PW LFNU Jatim menganjurkan kepada seluruh nahdliyyin untuk mendirikan salat sunnah gerhana bulan dan bisa dilaksanakan setelah masuk waktu maghrib.

Salat gerhana bulan dalam bahasa Arab disebut ‘khusuf’. Dan ketika terjadi fenomena gerhana bulan, maka dianjurkan untuk mengerjakan salat sunah dua rakaat atau salat sunah khusuf, serta salat sunah ini terbilang sunah muakkad.

و القسم الثاني من النفل ذي السبب المتقدم وهو ما تسن فيه الجماعة صلاة (الكسوفين) أي صلاة كسوف الشمس وصلاة خسوف القمر وهي سنة مؤكدة

Artinya: ”Jenis kedua adalah salat sunah karena suatu sebab terdahulu, yaitu salat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan secara berjamaah yaitu salat dua gerhana, salat gerhana matahari dan salat gerhana bulan. Ini adalah salat sunah yang sangat dianjurkan. (lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zein, Bandung, Al-Maarif, tanpa keterangan tahun, halaman: 109).

Secara umum pelaksanaan salat gerhana matahari dan salat gerhana bulan diawali dengan salat sunah dua rakaat dan setelah itu disusul dengan dua khutbah seperti salat Idul Fitri atau salat Idul Adha di masjid jami. Hanya saja bedanya, setiap rakaat salat gerhana bulan dilakukan dua kali rukuk. Sedangkan dua khutbah setelah salat gerhana matahari atau bulan tidak dianjurkan takbir sebagaimana khutbah dua salat Id.

Jemaah salat gerhana bulan adalah semua umat Islam secara umum sebagaimana jemaah salat Id. Sedangkan imamnya dianjurkan adalah pemerintah atau naib dari pemerintah setempat.

Sebelum salat ada baiknya imam atau jemaah melafalkan niat terlebih dahulu sebagai berikut:

     أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى


Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ

Artinya: ”Saya salat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

Tata Cara Pelaksanaan

Adapun secara teknis, salat sunah gerhana bulan adalah sebagai berikut:

1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.

2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.

3. Baca taawudz dan surat Al-Fatihah. Setelah itu baca surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan jahar (lantang).

4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.

5. Itidal, bukan baca doa i’tidal, tetapi baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca surat Ali Imran atau selama surat itu.
6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat surat Al-Baqarah.7. Itidal. Baca doa i’tidal.8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama.9. Duduk di antara dua sujud10. Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.11. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada diri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada diri kedua dianjurkan membaca surat Al-Maidah.13.Salam.14.Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah salat gerhana dengan taushiyah agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, tobat, sedekah, memerdekakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya.Apakah boleh dibuat dalam versi ringkas? Dalam artian seseorang membaca surat Al-Fatihah saja sebanyak empat kali pada dua rakaat tersebut tanpa surat panjang seperti yang dianjurkan? Atau bolehkah mengganti surat panjang itu dengan surat pendek setiap kali selesai membaca Surat Al-Fatihah?Boleh saja. Ini lebih ringkas seperti keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin berikut ini.ولو اقتصر على الفاتحة في كل قيام أجزأه، ولو اقتصر على سور قصار فلا بأس. ومقصود التطويل دوام الصلاة إلى الانجلاءArtinya: ”Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan salat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai. (lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman: 303).Selagi gerhana bulan berlangsung, maka kesunahan salat dua rakaat gerhana tetap berlaku. Sedangkan dua khutbah salat gerhana bulan boleh tetap berlangsung atau boleh dimulai meski gerhana bulan sudah usai.Demikian tata cara salat gerhana bulan berdasarkan keterangan para ulama.Wallahu a’lam.  Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: jatim.nu.or.id

Baca Juga

Komentar