Mengisap Vape atau Rokok Tembakau Lebih Bahaya Mana? Ini Penjelasannya
Murianews
Rabu, 22 Februari 2023 19:43:09
Bagi pengguna vape sebaiknya hati-hati lho. Pasalnya, rokok elektrik ini juga rentan menimbulkan dampak kesehatan, terutama pada paru-paru.
Terkait kondisi ini, sejumlah negara bahkan melarang
penggunaan vape. Untuk itulah, sebaiknya jangan memakai alat ini karena kandungan bahan kimia dalam vape bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Baca juga: Ini Dampak Vape untuk Kesehatan Wanita yang Perlu Diketahui, Jangan Anggap Remeh!Meski demikian, tidak sedikit yang menyebutkan bahwa rokok elektrik jauh lebih bergaya dan lebih aman dibanding rokok tembakau. Namun, hingga kini pro dan kontra hal ini masih saja diperdebatkan.
Melansir dari Halodoc, Rabu (22/2/2023), sebenarnya, vape dianggap lebih aman karena tidak memiliki kandungan tembakau. Meski begitu, belum ada studi yang membuktikan bahwa rokok elektrik ini tidak berisiko. Vape sendiri merupakan alat yang dinyalakan dengan menggunakan batre dan sangat mirip dengan rokok tembakau. Namun, tidak seperti rokok yang terbuat dari daun-daun tembakau yang dibungkus, vape terdiri dari tabung yang berisi cairan nikotin, perasa buah, dan bahan kimia lainnya.
Kenali Cara Kerja Vape dan Kandungan di DalamnyaVape bekerja dengan cara memanaskan cairan di dalam tabung, lalu mengubahnya menjadi uap. Selain pada bentuknya, perbedaan mendasar dari kedua jenis rokok ini adalah kandungan tembakau. Vape tidak memiliki kandungan tembakau seperti rokok tradisional. Namun, hal itu tidak menjadi tolok ukur bahwa vape lebih aman dibandingkan dengan rokok.
Pasalnya, bukan hanya kandungan tembakau yang bisa meningkatkan risiko terinfeksi penyakit serius, penggunaan vape dalam jangka panjang juga disebut bisa meningkatkan risiko yang sama. Maka dari itu, penggunaan vape pun sebaiknya diwaspadai, terutama pada remaja dan orang yang rentan terserang penyakit.
Meski tidak mengandung tembakau, beragam kandungan lain yang ditemukan dalam isian vape nyatanya juga bisa memicu penyakit. Guna mengetahui apakah rokok elektrik aman digunakan, cari tahu dulu bahan-bahan yang terkandung dalam cairan isi rokok elektrik berikut ini:
1. NikotinRokok elektrik juga mengandung nikotin di dalamnya yang dapat menyebabkan kecanduan. Jika kebiasaan mengisap rokok elektrik dihentikan, maka penggunanya bisa mengalami depresi atau uring-uringan.
Selain itu, nikotin juga tidak baik bagi kesehatan paru-paru karena dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen, dan meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
2. Propilen Glikol
Zat lain yang terkandung dalam rokok elektrik adalah propilen glikol. Sebenarnya, zat ini tidak berbahaya untuk dikonsumsi karena memang banyak ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti popcorn, es krim, salad, dan lain-lain.Namun, uap dari zat tersebut dapat membuat mata iritasi dan berbahaya jika dikonsumsi oleh pengidap asma, karena dapat membuat penyakit asma semakin sering kambuh.
3. GliserinGliserin berbentuk cairan kental yang tidak berbau, tidak berwarna, dan rasanya manis. Meskipun aman dikonsumsi, belum ada penelitian lebih lanjut tentang dampak yang muncul jika dihirup secara berlebihan.Jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan jika kamu mengalami gejala yang berkaitan dengan paru-paru setelah menggunakan vape.
4. PerisaRokok elektrik memiliki berbagai rasa yang akan membuat harum uap yang dihembuskan. Namun, di balik rasa enak dan unik yang dihasilkan, terkandung satu zat yang berbahaya, yaitu diasetil. Jika zat diasetil dihirup, maka bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).Jadi, baik rokok tembakau maupun vape sebenarnya sama-sama tidak dianjurkan dan membahayakan. Artinya, kamu sebaiknya tidak menggunakannya, meski terlihat lebih ramah untuk tubuh.
Zat-Zat Kimia Lain yang Bisa BerbahayaSelain zat di atas, kandungan lain pada vape, seperti formalin, asetaldehida, akrolein, timah, timbal, dan merkuri, ternyata dapat membentuk aerosol yang berbahaya bagi kesehatan jika dipanaskan. Penulis: Dani AgusEditor: Dani AgusSumber: halodoc.com
Murianews, Kudus – Penggunaan vape kini sedang jadi trend, terutama di kalangan anak muda. Rokok elektrik ini jadi pilihan karena dinilai lebih praktis dan aman dibandingkan rokok biasa dari bahan tembakau.
Bagi pengguna vape sebaiknya hati-hati lho. Pasalnya, rokok elektrik ini juga rentan menimbulkan dampak kesehatan, terutama pada paru-paru.
Terkait kondisi ini, sejumlah negara bahkan melarang
penggunaan vape. Untuk itulah, sebaiknya jangan memakai alat ini karena kandungan bahan kimia dalam vape bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Baca juga: Ini Dampak Vape untuk Kesehatan Wanita yang Perlu Diketahui, Jangan Anggap Remeh!
Meski demikian, tidak sedikit yang menyebutkan bahwa rokok elektrik jauh lebih bergaya dan lebih aman dibanding rokok tembakau. Namun, hingga kini pro dan kontra hal ini masih saja diperdebatkan.
Melansir dari Halodoc, Rabu (22/2/2023), sebenarnya, vape dianggap lebih aman karena tidak memiliki kandungan tembakau. Meski begitu, belum ada studi yang membuktikan bahwa rokok elektrik ini tidak berisiko. Vape sendiri merupakan alat yang dinyalakan dengan menggunakan batre dan sangat mirip dengan rokok tembakau. Namun, tidak seperti rokok yang terbuat dari daun-daun tembakau yang dibungkus, vape terdiri dari tabung yang berisi cairan nikotin, perasa buah, dan bahan kimia lainnya.
Kenali Cara Kerja Vape dan Kandungan di Dalamnya
Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan di dalam tabung, lalu mengubahnya menjadi uap. Selain pada bentuknya, perbedaan mendasar dari kedua jenis rokok ini adalah kandungan tembakau. Vape tidak memiliki kandungan tembakau seperti rokok tradisional. Namun, hal itu tidak menjadi tolok ukur bahwa vape lebih aman dibandingkan dengan rokok.
Pasalnya, bukan hanya kandungan tembakau yang bisa meningkatkan risiko terinfeksi penyakit serius, penggunaan vape dalam jangka panjang juga disebut bisa meningkatkan risiko yang sama. Maka dari itu, penggunaan vape pun sebaiknya diwaspadai, terutama pada remaja dan orang yang rentan terserang penyakit.
Meski tidak mengandung tembakau, beragam kandungan lain yang ditemukan dalam isian vape nyatanya juga bisa memicu penyakit. Guna mengetahui apakah rokok elektrik aman digunakan, cari tahu dulu bahan-bahan yang terkandung dalam cairan isi rokok elektrik berikut ini:
1. Nikotin
Rokok elektrik juga mengandung nikotin di dalamnya yang dapat menyebabkan kecanduan. Jika kebiasaan mengisap rokok elektrik dihentikan, maka penggunanya bisa mengalami depresi atau uring-uringan.
Selain itu, nikotin juga tidak baik bagi kesehatan paru-paru karena dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen, dan meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru.
2. Propilen Glikol
Zat lain yang terkandung dalam rokok elektrik adalah propilen glikol. Sebenarnya, zat ini tidak berbahaya untuk dikonsumsi karena memang banyak ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti popcorn, es krim, salad, dan lain-lain.
Namun, uap dari zat tersebut dapat membuat mata iritasi dan berbahaya jika dikonsumsi oleh pengidap asma, karena dapat membuat penyakit asma semakin sering kambuh.
3. Gliserin
Gliserin berbentuk cairan kental yang tidak berbau, tidak berwarna, dan rasanya manis. Meskipun aman dikonsumsi, belum ada penelitian lebih lanjut tentang dampak yang muncul jika dihirup secara berlebihan.
Jangan ragu untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan jika kamu mengalami gejala yang berkaitan dengan paru-paru setelah menggunakan vape.
4. Perisa
Rokok elektrik memiliki berbagai rasa yang akan membuat harum uap yang dihembuskan. Namun, di balik rasa enak dan unik yang dihasilkan, terkandung satu zat yang berbahaya, yaitu diasetil. Jika zat diasetil dihirup, maka bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Jadi, baik rokok tembakau maupun vape sebenarnya sama-sama tidak dianjurkan dan membahayakan. Artinya, kamu sebaiknya tidak menggunakannya, meski terlihat lebih ramah untuk tubuh.
Zat-Zat Kimia Lain yang Bisa Berbahaya
Selain zat di atas, kandungan lain pada vape, seperti formalin, asetaldehida, akrolein, timah, timbal, dan merkuri, ternyata dapat membentuk aerosol yang berbahaya bagi kesehatan jika dipanaskan.
Penulis: Dani Agus
Editor: Dani Agus
Sumber: halodoc.com