Ramadan Adalah Training Month
Saiful Anwar
Kamis, 7 April 2022 05:00:04
RAMADAN lebih tepat dimaknai sebagai bulan pelatihan atau training month. Sebab, keberhasilan puasa seseorang dilihat bukan dari ketika masih Ramadan, tetapi ketika bulan suci ini sudah berlalu.
Semisal ketika Ramadan banyak orang rajin salat, tetapi setelah selesai justru sering meninggalkan salat, maka ia termasuk orang yang Ramadannya tidak berhasil.
Ramadan ini merupakan bulan latihan segalanya. Termasuk latihan bagaimana memperlakukan istri, bagaimana memperlakukan anak, juga bagaimana bertetangga.
Ujian umat Islam lebih panjang daripada latihannya. Tidak seperti anak sekolah, yang belajarnya tiga tahun, ujiannya seminggu, bahkan hanya tiga hari.
Umat Islam latihannya sebulan, ujiannya 11 bulan. Hal itu juga ditegaskan oleh banyak ulama bahwasanya hidup ini hanyalah ujian.
Terkait ujian kehidupan, lebih berat ujian menjadi orang berhasil daripada ujian menjadi orang susah. Sebab, ketika berhasil, orang cenderung lupa kepada Allah SWT.
Semisal, ASN yang terus mengalami kenaikan pangkat dan jabatan hingga punya uang banyak. ASN seperti ini terkadang membayar zakat saja tidak bersedia.
Semisal, ASN yang terus mengalami kenaikan pangkat dan jabatan hingga punya uang banyak. ASN seperti ini terkadang membayar zakat saja tidak bersedia.Berbeda misalnya dengan mereka yang hidup susah. Misalnya ketika banyak diberi sakit, kebanyakan orang akan lebih mudah mengingat Allah SWT.Umat Islam seyogyanya tidak hanya melihat Ramadan sebagai bulan untuk memanen pahala saja. Sebab, pahala itu otomatis dari Allah SWT saat seseorang berbuat baik. Seperti halnya orang bekerja yang mendapat upah.Justru ketika umat Islam hanya memburu pahala saja malah kurang baik. Karena nikmat Allah SWT yang diberikan kepada umat manusia sudah sangat luar biasa.Seperti anugerah panca indera yang membantu manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Malah, seharusnya kita malu karena terkadang kita menggunakan anugerah itu untuk hal-hal yang dilarangnya. Reporter: Saiful AnwarEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_282863" align="alignleft" width="200"]
Ketua MUI Grobogan Dr. H. Yasin, M. Ag.[/caption]
RAMADAN lebih tepat dimaknai sebagai bulan pelatihan atau training month. Sebab, keberhasilan puasa seseorang dilihat bukan dari ketika masih Ramadan, tetapi ketika bulan suci ini sudah berlalu.
Semisal ketika Ramadan banyak orang rajin salat, tetapi setelah selesai justru sering meninggalkan salat, maka ia termasuk orang yang Ramadannya tidak berhasil.
Ramadan ini merupakan bulan latihan segalanya. Termasuk latihan bagaimana memperlakukan istri, bagaimana memperlakukan anak, juga bagaimana bertetangga.
Ujian umat Islam lebih panjang daripada latihannya. Tidak seperti anak sekolah, yang belajarnya tiga tahun, ujiannya seminggu, bahkan hanya tiga hari.
Umat Islam latihannya sebulan, ujiannya 11 bulan. Hal itu juga ditegaskan oleh banyak ulama bahwasanya hidup ini hanyalah ujian.
Terkait ujian kehidupan, lebih berat ujian menjadi orang berhasil daripada ujian menjadi orang susah. Sebab, ketika berhasil, orang cenderung lupa kepada Allah SWT.
Semisal, ASN yang terus mengalami kenaikan pangkat dan jabatan hingga punya uang banyak. ASN seperti ini terkadang membayar zakat saja tidak bersedia.
Berbeda misalnya dengan mereka yang hidup susah. Misalnya ketika banyak diberi sakit, kebanyakan orang akan lebih mudah mengingat Allah SWT.
Umat Islam seyogyanya tidak hanya melihat Ramadan sebagai bulan untuk memanen pahala saja. Sebab, pahala itu otomatis dari Allah SWT saat seseorang berbuat baik. Seperti halnya orang bekerja yang mendapat upah.
Justru ketika umat Islam hanya memburu pahala saja malah kurang baik. Karena nikmat Allah SWT yang diberikan kepada umat manusia sudah sangat luar biasa.
Seperti anugerah panca indera yang membantu manusia melakukan aktivitas sehari-hari. Malah, seharusnya kita malu karena terkadang kita menggunakan anugerah itu untuk hal-hal yang dilarangnya.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi