Alquran, Jawaban Semua Persoalan
Saiful Anwar
Selasa, 19 April 2022 06:00:48
[caption id="attachment_285476" align="alignleft" width="150"]
K.H. Ahmad Hambali Mahfudz, Ketua Rais Syuriah PCNU Grobogan[/caption]
Semua persoalan di dunia ini, jawabannya sudah ada di Alquran. Ada beberapa ayat Alquran yang turun kala Kanjeng Nabi Muhammad SAW memiliki masalah.
Masalah itu kaitannya dengan kewajiban Puasa Ramadan. Kanjeng Nabi pun berdoa dan menunggu wahyu dari Gusti Allah SWT. Dan turunlah Firman Allah, yakni:
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Surat Al Baqarah: Ayat 183)
Tujuan utama puasa itu sebenarnya mencari orang-orang yang patuh dengan perintah-Nya, dan siapa yang patuh dengan perintah hawa nafsunya.
Baca: Ngaji NgAllah Suluk Maleman: ‘Puasa Mengajari Kita Orientasi Kehidupan’
Nabi-nabi sebelum Kanjeng Nabi sudah melaksanakan puasa. Puasa, yang terdapat ayat yang mewajibkannya tadi, memang menjadi pemecah persoalan dari berbagai perspektif. Hari ini, yang paling dilihat yakni perspektif kesehatan.
Dari segi kesehatan, orang dengan sakit tertentu, kemudian dia puasa bisa segera sehat. Orang yang akan operasi juga harus puasa. Sebab, ada banyak penyakit yang disebabkan dari makanan. Dengan berpuasa, orang menjadi lebih sehat.
Penyakit misalnya darah tinggi, kolesterol, dan sebagainya itu berasal dari apa yang dimakan dan cara berpikir. Ketika makanannya sudah aman, berarti tinggal positif thinking yang dibangun di keseharian.
Dari perspektif sains, Alquran juga memiliki ayat atau bahkan surat yang “lebih maju” dibanding perkembangan sains kontemporer. Surat tentang “lebah” (An-Nahl) misalnya, ternyata ketika lebah diteliti, ada sesuatu yang luar biasa di baliknya.
Kenapa kata lebah disinggung khusus, ternyata banyak keajaiban di baliknya. Ternyata lebah ini punya madu, dan madu ini bisa menyembuhkan banyak penyakit. Madu juga memilliki banyak khasiat yang penemuannya, dunia sains ketinggalan jauh dibanding Alquran.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi
K.H. Ahmad Hambali Mahfudz, Ketua Rais Syuriah PCNU Grobogan[/caption]Semua persoalan di dunia ini, jawabannya sudah ada di Alquran. Ada beberapa ayat Alquran yang turun kala Kanjeng Nabi Muhammad SAW memiliki masalah.
Masalah itu kaitannya dengan kewajiban Puasa Ramadan. Kanjeng Nabi pun berdoa dan menunggu wahyu dari Gusti Allah SWT. Dan turunlah Firman Allah, yakni:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Surat Al Baqarah: Ayat 183)
Tujuan utama puasa itu sebenarnya mencari orang-orang yang patuh dengan perintah-Nya, dan siapa yang patuh dengan perintah hawa nafsunya.
Baca: Ngaji NgAllah Suluk Maleman: ‘Puasa Mengajari Kita Orientasi Kehidupan’
Nabi-nabi sebelum Kanjeng Nabi sudah melaksanakan puasa. Puasa, yang terdapat ayat yang mewajibkannya tadi, memang menjadi pemecah persoalan dari berbagai perspektif. Hari ini, yang paling dilihat yakni perspektif kesehatan.
Dari segi kesehatan, orang dengan sakit tertentu, kemudian dia puasa bisa segera sehat. Orang yang akan operasi juga harus puasa. Sebab, ada banyak penyakit yang disebabkan dari makanan. Dengan berpuasa, orang menjadi lebih sehat.
Penyakit misalnya darah tinggi, kolesterol, dan sebagainya itu berasal dari apa yang dimakan dan cara berpikir. Ketika makanannya sudah aman, berarti tinggal positif thinking yang dibangun di keseharian.
Dari perspektif sains, Alquran juga memiliki ayat atau bahkan surat yang “lebih maju” dibanding perkembangan sains kontemporer. Surat tentang “lebah” (An-Nahl) misalnya, ternyata ketika lebah diteliti, ada sesuatu yang luar biasa di baliknya.
Kenapa kata lebah disinggung khusus, ternyata banyak keajaiban di baliknya. Ternyata lebah ini punya madu, dan madu ini bisa menyembuhkan banyak penyakit. Madu juga memilliki banyak khasiat yang penemuannya, dunia sains ketinggalan jauh dibanding Alquran.
Reporter: Saiful Anwar
Editor: Zulkifli Fahmi
