adalah menahan diri. Menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa secara fisik maupun menahan diri dari membatalkan puasa secara batin.
Tak hanya menahan makan, minum dan nafsu sahwat. Kita juga diwajibkan menahan diri dari prilaku-prilaku atau perbuatan yang membuat pahala puasa kita hilang.
Perilaku itu, seperti berbohong, bergosip mendengar hal yang kurang baik serta melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
Jauhilah perbuatan itu dan mari kita tingkat pahala berpuasa di Ramadan ini dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan menebar kebaikan kepada orang lain.
Terlebih di bulan Ramadan ini, Allah SWT melipat gandakan pahala setiap perbuatan baik. Hal ini sesuai hadist Nabi Muhammad SAW, yang artinya:
Selain itu, pahala puasa yang memberikan adalah Allah SWT secara lansung. Sesuai hadist yang artinya:
Jadi ibadah puasa ini lebih khusus daripada ibadah lainnya. Kalau kita melaksanakan puasa dengan baik, pahala segala sesuatu akan dilipatgandakan oleh Allah.Seyogyanya kita meningkatkan ibadah serta menebar kebaikan kepada orang lain. Semua ibadah-ibadah sunnah sangat dianjurkan untuk ditingkatkan saat puasa. Termasuk melaksanakan aktivitas keseharian kita.Aktivitas ini juga bisa bernilai ibadah jika diniatkan dengan ikhlas dan mencari ridha Allah. Jangan jadikan puasa menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Bahkan memberikan senyum kepada orang lain juga bernilai ibadah bila tidak ada niatan kotor di dalam.Mari kita tebar kebaikan dengan sesama. Memberikan sedekah kepada orang yatim, orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan lainnya. Karena puasa itu mengajari kita untuk berempati.Sedekah itu adalah salah satu ajaran puasa agar kita memahami bagaimana payahnya menjadi orang yang tidak mampu dan duafa. Sehingga empati kita keluar dan melaksanakan sedekah infak kepeda saudara yang mampu.Mari tebar kebaikan di bulan Ramadan ini. Agar pada bulan-bulan lainnya kita terbiasa menebar kebaikan, terbiasa beribadah dengan iklas karena Allah SWT. Reporter: Umar HanafiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_285131" align="alignleft" width="200"]

Ketua PCNU Pati, Yusuf Hasyim. (MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
Esensi saum (puasa) Ramadan adalah menahan diri. Menahan diri dari sesuatu yang membatalkan puasa secara fisik maupun menahan diri dari membatalkan puasa secara batin.
Tak hanya menahan makan, minum dan nafsu sahwat. Kita juga diwajibkan menahan diri dari prilaku-prilaku atau perbuatan yang membuat pahala puasa kita hilang.
Perilaku itu, seperti berbohong, bergosip mendengar hal yang kurang baik serta melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
Jauhilah perbuatan itu dan mari kita tingkat pahala berpuasa di Ramadan ini dengan perbuatan-perbuatan yang baik dan menebar kebaikan kepada orang lain.
Terlebih di bulan Ramadan ini, Allah SWT melipat gandakan pahala setiap perbuatan baik. Hal ini sesuai hadist Nabi Muhammad SAW, yang artinya:
"Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadan." (HR. Bukhari-Muslim).
Selain itu, pahala puasa yang memberikan adalah Allah SWT secara lansung. Sesuai hadist yang artinya:
"Allah Ta’ala berfirman 'Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi'." (H.R. Bukhari)
Jadi ibadah puasa ini lebih khusus daripada ibadah lainnya. Kalau kita melaksanakan puasa dengan baik, pahala segala sesuatu akan dilipatgandakan oleh Allah.
Seyogyanya kita meningkatkan ibadah serta menebar kebaikan kepada orang lain. Semua ibadah-ibadah sunnah sangat dianjurkan untuk ditingkatkan saat puasa. Termasuk melaksanakan aktivitas keseharian kita.
Aktivitas ini juga bisa bernilai ibadah jika diniatkan dengan ikhlas dan mencari ridha Allah. Jangan jadikan puasa menjadi alasan untuk bermalas-malasan. Bahkan memberikan senyum kepada orang lain juga bernilai ibadah bila tidak ada niatan kotor di dalam.
Mari kita tebar kebaikan dengan sesama. Memberikan sedekah kepada orang yatim, orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan lainnya. Karena puasa itu mengajari kita untuk berempati.
Sedekah itu adalah salah satu ajaran puasa agar kita memahami bagaimana payahnya menjadi orang yang tidak mampu dan duafa. Sehingga empati kita keluar dan melaksanakan sedekah infak kepeda saudara yang mampu.
Mari tebar kebaikan di bulan Ramadan ini. Agar pada bulan-bulan lainnya kita terbiasa menebar kebaikan, terbiasa beribadah dengan iklas karena Allah SWT.
Reporter: Umar Hanafi
Editor: Zulkifli Fahmi