Kamis, 20 November 2025


MURIANEWS, Kudus – Kue keranjang harus selalu ada dan disajikan di saat perayaan Imlek. Ternyata kue keranjang tak sekadar sebuah sajian. Kue keranjang memiliki makna dan filosofi.

Sajian ini memiliki rasa manis dan tekstur yang lengket. Dua ciri khas itu memiliki makna dan filosofi bagi masyarakat tionghoa.

Ketua Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (T.I.T.D) Hok Hien Bio, Lina Chandra menjelaskan rasa manis pada kue keranjang menjadi sebuah harapan agar di setiap perayaan Imlek berujung dengan hal-hal yang manis atau hal baik.

“Kue keranjang itu khasnya memang manis. Harapannya setiap perayaan Imlek itu beruntung atau mengalami hal-hal yang manis,” katanya, Sabtu (29/1/2022).

Baca juga: Ganjar Imbau Tak Ada Perayaan Besar-besaran Imlek

Selain filosofi manis, kue keranjang yang teksturnya lengket ternyata juga memiliki makna. Yakni agar keluarga yang merayakan dapat lebih rekat dan bersatu.

“Supaya keluarga saling kumpul dan rekat, bersatu, dan hidup rukun,” sambungnya.
“Supaya keluarga saling kumpul dan rekat, bersatu, dan hidup rukun,” sambungnya.Lina menambahkan, sajian kue keranjang saat Imlek memang harus ada. Selain digunakan sebagai seserahan saat sembahnyang, kue keranjang juga disantap bersama keluarga.“Dibagikan ke saudara, tetangga, dan teman-teman,” ujarnya.Menurutnya, kue keranjang lumrahnya dimakan sebelum memakan makanan lainnya. Tujuannya supaya hidupnya lebih berkah.“Tradisinya memang dimakan setelah bangun tidur dan sebelum memakan makanan lain. Supaya lebih berkah,” ungkapnya. Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Zulkifli Fahmi

Baca Juga

Komentar

Terpopuler