identik dengan makanan cepat saji. Makanan ini diklaim memiliki nilai gizi yang rendah sehingga tidak bagus untuk konsumsi bagi tubuh.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Nuryanto mengatakan, pencegahan stunting dapat dilakukan sejak calon ibu masih remaja. Di usia tersebut remaja putri diharapkan untuk menyuplai makanan bergizi ke dalam tubuh.
Akan tetapi kondisi ini kerap diabaikan para remaja perempuan. Mereka lebih senang mengonsumsi makanan
.
”Generasi muda yang duduk di bangku SMA dan sederajat kerap tidak mengutamakan pemenuhan nutrisi. Asupan makanannya asal-asalan seperti
, sehingga pemenuhan gizinya kurang," katanya, Jumat (2/12/2022).
postur tubuh kurus lebih baik. Sehingga terkadang tidak memperhatikan pola makan teratur.
”Ada juga yang mengalihkan kebutuhan makan untuk keperluan lainnya," sambungnya.
Nuryanto menambahkan, pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, dengan mengonsumsi makanan sehat sejak dini pula.”Kami berupaya untuk mengedukasi remaja putri. Yakni dengan menggandeng pendidik dan juga puskesmas terkait pencegahan stunting," imbuhnya.Diberitakan sebelumnya, sebanyak 3.557 balita di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengalami stunting. Jumlah tersebut terhitung hingga Agustus 2022.Reporter: Vega Ma'arijil UlaEditor: Ali Muntoha
Murianews, Kudus – Asupan makanan bergizi menjadi hal penting agar anak terhindar dari stunting.
Junk food disebut-sebut bisa menjadi salah satu pendorong terjadinya stunting.
Junk food identik dengan makanan cepat saji. Makanan ini diklaim memiliki nilai gizi yang rendah sehingga tidak bagus untuk konsumsi bagi tubuh.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Nuryanto mengatakan, pencegahan stunting dapat dilakukan sejak calon ibu masih remaja. Di usia tersebut remaja putri diharapkan untuk menyuplai makanan bergizi ke dalam tubuh.
Akan tetapi kondisi ini kerap diabaikan para remaja perempuan. Mereka lebih senang mengonsumsi makanan
junk food.
”Generasi muda yang duduk di bangku SMA dan sederajat kerap tidak mengutamakan pemenuhan nutrisi. Asupan makanannya asal-asalan seperti
junk food, sehingga pemenuhan gizinya kurang," katanya, Jumat (2/12/2022).
Baca: Ribuan Balita di Kudus Alami Stunting
Faktor lainnya, menurut Nuryanto remaja perempuan memiliki
mindset postur tubuh kurus lebih baik. Sehingga terkadang tidak memperhatikan pola makan teratur.
”Ada juga yang mengalihkan kebutuhan makan untuk keperluan lainnya," sambungnya.
Baca: Perlu Tahu, Ini Makanan yang Bisa Jadi Penyebab Usus Buntu
Nuryanto menambahkan, pencegahan stunting harus dimulai sejak dini, dengan mengonsumsi makanan sehat sejak dini pula.
”Kami berupaya untuk mengedukasi remaja putri. Yakni dengan menggandeng pendidik dan juga puskesmas terkait pencegahan stunting," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 3.557 balita di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengalami stunting. Jumlah tersebut terhitung hingga Agustus 2022.
Reporter: Vega Ma'arijil Ula
Editor: Ali Muntoha