MURIANEWS, Jakarta – Varian baru Covid19
Omicron menjadi perhatian dunia. World Health Organization (WHO) memberikan pengertian dan cara cegah Omicron menginfeksi.
Dalam rilis yang diterima
MURIANEWS, varian B.1.1.529 atau Omicron ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Botswana. Hanya beberapa hari ditemukan di Afrika Selatan, varian ini dilaporkan juga terdeteksi di negara-negara Eropa, seperti Inggris dan Belgia. Di Asia, virus ini sudah masuk di Hongkong.
Kondisi itu membuat warga dunia semakin panik. Bahkan beberapa negara kemudian memberlakukan pembatasan penerbangan dari Afrika Selatan.
Para ilmuwan mengatakan varian Omicron ini memiliki 30 mutasi yang memengaruhi tingkat penyebaran dan keparahannya. Dan bersamaan dengan itu, WHO telah menyatakan bahwa para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang melakukan penelitian untuk lebih memahami karakteristik varian Omicron.
Lalu, apakah varian Omicron memang benar-benar lebih menular daripada varian Covid-19 sebelumnya? Hal ini, menurut WHO, masih belum jelas.
“Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lain,” ungkap WHO.
Menurut WHO upaya pencegahan merupakan satu-satunya kunci. WHO juga mengakui semua varian Covid19, termasuk Delta dapat menyebabkan keparahan penyakit hingga kematian, khususnya pada orang-orang yang paling rentan, yakni lansia dan komorbid.
Baca juga: Mutasi Covid Varian Omicron, Ini BahayanyaWHO menyebut belum bisa memastikan, apakah Omicron lebih menuran dibantingkan varian lain, termasuk Delta.
“Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di daerah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lainnya,” kata WHO.
Namun, bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron. Yaitu, orang yang sebelumnya pernah terpapar Covid19 dapat terinfeksi kembali lebih mudah dengan Omicron.
“Dibandingkan dengan varian lain yang menjadi perhatian, tetapi informasi terbatas. Informasi lebih lanjut tentang ini akan tersedia dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” tulis WHO.
Tingkat keparahan akibat Omicron juga belum bisa dipastikan. Apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta.
“Data awal menunjukkan ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin karena meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, daripada akibat infeksi spesifik dengan Omicron,” tulis WHO.
Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lain. Infeksi awal yang dilaporkan termasuk di antara mahasiswa (individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan) tetapi memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.
“Semua varian Covid19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang yang paling rentan, dan dengan demikian pencegahan selalu menjadi kunci,” tulis WHO.
Baca juga: IDI Tak Yakin Omicron Bisa Ditangkal Vaksin[caption id="attachment_255340" align="alignleft" width="1280"]

Vaksinasi Covid-19 Drive Thru.(MURIANEWS/Istimewa)[/caption]Saat ini, WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak dari varian ini terhadap upaya penanggulangan Covid19 yang ada, termasuk vaksin. Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk terhadap varian sirkulasi dominan, Delta.“Vaksin saat ini tetap efektif terhadap penyakit parah dan kematian,” tulis WHO.
Tes PCR yang banyak digunakan terus mendeteksi infeksi, termasuk infeksi Omicron, seperti yang telah dilihat dengan varian lain juga. Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi antigen cepat.
WHO menyebut Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih efektif untuk mengelola pasien dengan Covid19 yang parah. Perawatan lain akan dinilai untuk melihat apakah mereka masih efektif mengingat perubahan pada bagian virus dalam varian Omicron.
Baca juga: Ini Saran Pakar Hadapi OmicronLalu apa yang harus dilakukan?WHO mengingatkan bahwa tindakan pencegahan adalah langkah pertama yang harus dilakukan. WHO merekomendasikan langkah-langkah efektif ini untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19, yaitu:
- Jaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain
- Pakai masker yang pas
- Buka jendela untuk meningkatkan ventilasi
- Hindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai
- Jaga kebersihan tangan
- Batuk atau bersin ke siku atau tisu yang tertekuk
- Lakukan vaksinasi
Penulis: Zulkifli FahmiEditor: Zulkifli Fahmi
[caption id="attachment_192631" align="alignleft" width="1024"]

Ilustrasi (Pixabay)[/caption]
MURIANEWS, Jakarta – Varian baru Covid19
Omicron menjadi perhatian dunia. World Health Organization (WHO) memberikan pengertian dan cara cegah Omicron menginfeksi.
Dalam rilis yang diterima
MURIANEWS, varian B.1.1.529 atau Omicron ini pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan dan Botswana. Hanya beberapa hari ditemukan di Afrika Selatan, varian ini dilaporkan juga terdeteksi di negara-negara Eropa, seperti Inggris dan Belgia. Di Asia, virus ini sudah masuk di Hongkong.
Kondisi itu membuat warga dunia semakin panik. Bahkan beberapa negara kemudian memberlakukan pembatasan penerbangan dari Afrika Selatan.
Para ilmuwan mengatakan varian Omicron ini memiliki 30 mutasi yang memengaruhi tingkat penyebaran dan keparahannya. Dan bersamaan dengan itu, WHO telah menyatakan bahwa para peneliti di Afrika Selatan dan di seluruh dunia sedang melakukan penelitian untuk lebih memahami karakteristik varian Omicron.
Lalu, apakah varian Omicron memang benar-benar lebih menular daripada varian Covid-19 sebelumnya? Hal ini, menurut WHO, masih belum jelas.
“Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di wilayah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lain,” ungkap WHO.
Menurut WHO upaya pencegahan merupakan satu-satunya kunci. WHO juga mengakui semua varian Covid19, termasuk Delta dapat menyebabkan keparahan penyakit hingga kematian, khususnya pada orang-orang yang paling rentan, yakni lansia dan komorbid.
Baca juga: Mutasi Covid Varian Omicron, Ini Bahayanya
WHO menyebut belum bisa memastikan, apakah Omicron lebih menuran dibantingkan varian lain, termasuk Delta.
“Jumlah orang yang dites positif telah meningkat di daerah Afrika Selatan yang terkena varian ini, tetapi studi epidemiologi sedang dilakukan untuk memahami apakah itu karena Omicron atau faktor lainnya,” kata WHO.
Namun, bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko infeksi ulang dengan Omicron. Yaitu, orang yang sebelumnya pernah terpapar Covid19 dapat terinfeksi kembali lebih mudah dengan Omicron.
“Dibandingkan dengan varian lain yang menjadi perhatian, tetapi informasi terbatas. Informasi lebih lanjut tentang ini akan tersedia dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” tulis WHO.
Tingkat keparahan akibat Omicron juga belum bisa dipastikan. Apakah infeksi Omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan dengan infeksi dengan varian lain, termasuk Delta.
“Data awal menunjukkan ada peningkatan tingkat rawat inap di Afrika Selatan, tetapi ini mungkin karena meningkatnya jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi, daripada akibat infeksi spesifik dengan Omicron,” tulis WHO.
Saat ini tidak ada informasi yang menunjukkan bahwa gejala yang terkait dengan Omicron berbeda dari varian lain. Infeksi awal yang dilaporkan termasuk di antara mahasiswa (individu yang lebih muda yang cenderung memiliki penyakit yang lebih ringan) tetapi memahami tingkat keparahan varian Omicron akan memakan waktu berhari-hari hingga beberapa minggu.
“Semua varian Covid19, termasuk varian Delta yang dominan di seluruh dunia, dapat menyebabkan penyakit parah atau kematian, khususnya bagi orang yang paling rentan, dan dengan demikian pencegahan selalu menjadi kunci,” tulis WHO.
Baca juga: IDI Tak Yakin Omicron Bisa Ditangkal Vaksin
[caption id="attachment_255340" align="alignleft" width="1280"]

Vaksinasi Covid-19 Drive Thru.(MURIANEWS/Istimewa)[/caption]
Saat ini, WHO bekerja sama dengan mitra teknis untuk memahami dampak dari varian ini terhadap upaya penanggulangan Covid19 yang ada, termasuk vaksin. Vaksin tetap penting untuk mengurangi penyakit parah dan kematian, termasuk terhadap varian sirkulasi dominan, Delta.
“Vaksin saat ini tetap efektif terhadap penyakit parah dan kematian,” tulis WHO.
Tes PCR yang banyak digunakan terus mendeteksi infeksi, termasuk infeksi Omicron, seperti yang telah dilihat dengan varian lain juga. Studi sedang berlangsung untuk menentukan apakah ada dampak pada jenis tes lain, termasuk tes deteksi antigen cepat.
WHO menyebut Kortikosteroid dan IL6 Receptor Blockers masih efektif untuk mengelola pasien dengan Covid19 yang parah. Perawatan lain akan dinilai untuk melihat apakah mereka masih efektif mengingat perubahan pada bagian virus dalam varian Omicron.
Baca juga: Ini Saran Pakar Hadapi Omicron
Lalu apa yang harus dilakukan?
WHO mengingatkan bahwa tindakan pencegahan adalah langkah pertama yang harus dilakukan. WHO merekomendasikan langkah-langkah efektif ini untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19, yaitu:
- Jaga jarak fisik minimal 1 meter dari orang lain
- Pakai masker yang pas
- Buka jendela untuk meningkatkan ventilasi
- Hindari ruang yang berventilasi buruk atau ramai
- Jaga kebersihan tangan
- Batuk atau bersin ke siku atau tisu yang tertekuk
- Lakukan vaksinasi
Penulis: Zulkifli Fahmi
Editor: Zulkifli Fahmi