Murianews, Kudus – Bagi sebagian orang memanaskan mesin kendaraan pada pagi hari atau sebelum berpergian seolah sudah menjadi rutinitas. Dengan memanaskan mesin, bisa membikin kendaraannya bisa lebih awet dan tidak cepat rusak. Saat memanaskan kendaraan biasanya tidak memakan waktu lama, hanya butuh beberapa menit dan mesin dapat dimatikan. Tujuan dari memanaskan kendaraan merupakan untuk menjaga kondisi mesin atau komponen lain agar terjaga dan tetap prima saat digunakan. Dengan memanaskan mesin kendaraan sebelum digunakan dapat membantu oli untuk mencapai celah sempit pada mesin yang perlu terlumasi. Saat mesin mati dalam waktu yang lama, oli akan turun sehingga bagian atas mesin mengering. Baca juga: Ini Cara Memanaskan Mobil yang Jarang Dipakai, Ingat Baik-Baik ya Melansir dari Federaloil, Kamis (26/1/2023), dalam memanaskan motor, ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan saat melakukan pemanasan kendaraan. Satu hal yang perlu diingat saat memanaskan mesin sepeda motor Anda adalah tempat terbaik yang terkena sinar matahari. Untuk menghindari terlalu dekat dengan tembok atau penghalang lainnya, sebaiknya lakukan ini pada siang hari. Ini sangat penting untuk sepeda motor, yang biasanya menyalakan lampu depan secara otomatis saat mesin panas. Panas dari lampu depan dapat merusak atau melelehkan mika pada lampu depan, yang dapat menyebabkan penurunan jarak pandang. Jika posisi motor terlalu dekat dengan dinding, tingkat panasnya akan terpantul pada reflektor lampu itu sendiri sehingga berpotensi menimbulkan silau. Lama kelamaan bisa mengakibatkan reflektor meleleh, dan menyebabkan bohlam putus. Sebaiknya memanaskan motor juga jangan terlalu lama. Cukup sekitar 3 sampai 5 menit. Sesungguhnya mesin motor modern tidak perlu dipanaskan terlalu lama karena pada dasarnya komponen motor sudah siap bekerja ketika mesin dihidupkan. Memanaskan motor sebaiknya jangan dilakukan di dalam ruangan. Sebab, gas buang kendaraan mengandung berbagai kandungan berbahaya bagi tubuh. Seperti gas karbon monoksida (CO), karbondioksida (CO2), dan timbal. Panas yang dihasilkan tidak terbuang ke udara, malah akan mengumpul di dalam ruangan tersebut. Ini  jelas berbahaya bila terhirup manusia, apalagi oleh anak-anak.     Penulis: Dani Agus Editor: Dani Agus Sumber: federaloil.co.id